Mata Pelajaran Sekolah Kamu

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK USIA SEKOLAH



BAB  1
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (TB, BB, kematangan sistem tubuh). Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan belajar (sosial, emosional, psikologi). Jadi, Tumbuh Kembang adalah perubahan ukuran fisik dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh. Mengetahui tumbuh kembang di setiap usia merupakan hal penting karena, setiap bertambahnya usia pertumbuhan dan perkembangan sangat berbeda terutama pada anak usia sekolah.

Anak usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal. Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai orang tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia ini karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian nutrisi dan gizi yang seimbang (Anonim 2012). Pada masa ini, anak tumbuh dan berkembang dengan baik,misalnya berat badan bertambah,tinggi badan bertambah dan kemampuan di bidang akademik juga bisa menjadi proses belajar anak yang sehat. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapain prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.


1.2.   Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian anak usia sekolah ?
2.      Apa saja tahap-tahap tumbuh kembang anak usia sekolah ?
3.      Bagaimana pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah ?
4.      Apa saja faktor pengaruh tumbuh kembang anak usia sekolah ?
5.      Masalah apa saja yang timbul dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah ?










1.3.   Tujuan

1.   Untuk mengetahui pengertian tumbuh kembang anak usia sekolah.
2.   Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.
3.   Untuk mengetahui pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah.
4.   Untuk mengetahui pengaruh apa saja yang terjadi pada tumbuh kembang anak usia sekolah.
5.   Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul pada setiap tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.

1.4     Manfaat

  1. Mempermudah mengetahui pengertian tumbuh kembang anak usia sekolah.
  2. Mempermudah mengetahui bagaimana tahap-tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.
  3. Mempermudah mengetahui pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah.
  4. Mempermudah mengetahui pengaruh apa saja yang terjadi pada tumbuh kembang anak usia sekolah.
  5. mengetahui masalah-masalah yang timbul pada setiap tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa laten, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa 2006).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

2.2  Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
Pertumbuhan anak pada usia (6-12 tahun) atau pada usia sekolah dapat dilihat dari perubahan seperti berikut :
a.       Badan akan memanjang dan akan terlihat langsing.
b.      Leher menjadi lebih panjang
c.       Dada melebar
d.      Perut tidak buncit.
e.       Lengan dan tungkai memanjang.
f.        Lingkar pinggang akan tampak mengecil karena pertambahan tinggi.
g.       Jaringan lemak lebih cepat berkembang dibandingkan dengan jaringan otot.

Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah yaitu:
1.   Perkembangan Biologis
a.       Perubahan antara masa otot dan lemak.
b.      Tinggi badan5 cm/tahun.
c.       BB 2-3 kg/tahun.
d.      Perpanjangan tulang belakang
e.       Perubahan wajah.
f.        Pergantian gigi susu dengan gigi permanen.

2.   Maturasi Sistem Tubuh
a.       Sistem imun, respons antigen antibodi lebih baik dan bisa melokalisasi infeksi.
b.      Keluhan di abdomen berkurang, kapasitas lambung meningkat 500 ml.
c.       Kapasitas bladder (kandung kemih) anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan.
d.      Tekanan darah (TD) meningkat, nadi (HR) dan pernapasan menurun (RR).
e.       Pembentukan tulang terus berlanjut tapi belum matur. Kematangan fisik tidak selalu sejalan dengan kematangan emosi dan sosial.
3.   Perkembangan Motorik
a.       Motorik kasar;  mampu bersepeda, lari, melompat, berenang.
b.      Motorik halus; mampu menggunakan komputer, mampu membuat keterampilan/kerajinan.
4.   Perkembangan Psikososial (Erikson)
a.       Dipengaruhi faktor intrinsik; motivasi untuk mencoba keterampilan atau tugas baru dan faktor ekstrinsik; rewards.
b.      Ada kompetensi antara keberhasilan di satu sisi dengan kegagalan di sisi lain.
c.       Industry/inferiority itu dipengaruhi oleh harapan anak dan kemampuannya.
d.      Reward negatif dan membandingkan anak dengan yang lain bisa menimbulkan inferiorty(rasa rendah diri).
5.   Perkembangan Kognitif (Piaget)
a.  Mampu membaca, berbahasa, mampu membedakan hak yang serius dan games, mampu bercerita.
b.   Anak belajar tentang peraturan, kopetisi dan bagaimana bekerja sama.
c.    Revisibilitas, yaitu anak dapat memutar balikan fakta sesuai     pemikirannya.
d.   Seriation, yaitu anak mengelompokkan objek sesuai dengan dimensi kualitatif mereka.
e. Konservasi, yaitu kemampuan melihat objek atau jumlah sebagai hal yang sama meskipun terjadi perubahan dalam penampilan fisik. Anak menerima dan membagi informasi baru tentang kegiatan yang dilakukannya, seperti:
1. Kemampuan merangkai peristiwa dan tindakan secara verbal dan        simbolik.
2. Operasi nyata dimana anak mampu menjalankan proses berpikir mereka untuk  menjalankan kegiatan.
            3. Mampu mengambil keputusan dan alasan tindakan.
6.     Perkembangan Moral (Kohlberg)
            Perkembangan konvensional, yaitu individu memandang pertimbangan moral berdasarkan kepribadian dengan harapan masyarakat terhadap dirinya. Pada tahap 2,orientasi menjadi anak baik, ingin diterima dan disukai orang lain, sedangkan pada tahap 4, orientasi hubungan masyarakat, mengembangkan hubungan dengan masyarakat sehingga tidak melakukan sesuatu yang buruk karena menyadari itu tidak dan tidak di sukai masyarakat.
7 .    Perkembangan Spiritual
a.       Mengenal konsep natural dan supranatural.
1.      Konsep Natural :  Meyakini adanya tuhan dan kepercayaannya pada akidah masing-masing.
2.      Konsep Supranatural : Sebuah kejadian atau kegiatan yang berhubungan dengan alam beserta isinya serta melampaui daya nalar manusia pada umumnya, melawan kejadian sehari hari dan membuat seseorang tidak bisa berpikir secara normal-normal saja.Seperti ; Ilmu ghaib,kepercayaan pada makhluk tak kasat mata dll.
            b. Dapat mengikuti kegiatan keagamaan.
Seperti ; Mulai belajar mengaji,sholat dan lain-lain.
8.   Perekembangan Psikoseksual (Freud)
Perkembangan psikoseksual pada fase laten (6-12 tahun) atau menjelaskan usia puber, tanda psikologisnya tampak pada usia 9 tahun. Masa puber anak perempuan lebih cepat 2 tahun dari pada anak laki-laki, yaitu anak perempuan pada usia 12 tahun sedangkan anak laki-laki pada usia 14 tahun.

9. Perkembangan  Sosial
Hubungan sosial dan kerjasama :
a. Anak belajar sudut pandang yang berbeda dengan teman sebaya.
b. Anak sensitif terhadap norma sosial dan tekanan dalam kelompok.
c. Interaksi dengan sebaya mendorong persahabatan yang erat dengan teman sebaya yang sejenis.
d. Dalam perkembangan bahasa, yang kompleks, kemampuan naratif meningka, mampu mengoreksi atas kesalahan dalam urutan kalimat.
Hubungan dalam keluarga:
a. Anak aktif dalam keluarga, pengaruh orangtua sangat besar.
b. Anak butuh perlindungan dan pengawasan orangtua.
c. Ada perubahan dalam hubungan dengan sibling.
     10. Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah
Anak yang sebelumnya belum bisa menguasai mata pelajaran seperti menghitung, menulis dan membaca, pada saat usia sekolah inilah anak mulai mengerti dan mampu menguasai dengan baik apa yang dilakukan.
Pada dasarnya tumbuh kembang anak berbeda-beda dalam fase laten secara psikologis. Pada fase ini anak mulai dapat mengembangkan superego dan berkurangnya sifat egosentrisnya. Di sekolahnya, seperti: " elo,gue..", "solider", "...kompak...", Dan lain-lain.

2.3  Pertumbuhan Fisik Pada Anak Usia Sekolah
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi ( baby fat ) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan (olahraga). Karena faktor perbedaan jumlah sel-sel otot, maka pada umumnya untuk anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Maryanto 2012).  Menurut Hurlock ( 1980 : 149 ) perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar sebagai berikut (Hurlock 1980):
1)      Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah 5-8 cm. Rata-rata anak perempuan 11 tahun mempunyai tinggi badan 147 cm dan anak laki-laki 146 cm.
2)      Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi dari pada kenaikan tinggi, berkisar antara 1-2,26 kg pertahun. Rata-rata ank perempuan usia 11 tahun memeliki berat badan 40,14 kg dan anak laki-laki 38, 78 kg
3)      Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, beberapa perbandingan bagian wajah yang kurang menari menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan rata, bibir semain berisi, hidung menjadi lebih besar dan membentuk. Badan memanjang menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang,dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memnjnag, dan tangan dan kai denagn lambat tumbuh membesar.
4)      Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat memcolok pada akhir masa kanak-kanak menyebabkan meningkatkan kesederhanaan pada masa ini. Disampinhg itu kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-temantanpa mempedulikan pantas tidaknya, jugamenambah kesederhanaan.
5)      Perbandingan Otot-Lemak
Selama usia SD, jaringan lemak berkembang lebih cepat dari pada jaringan otot yang berlembangnya mulai melejit pada awal pubertas.
6)      Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut dengan gigi kebijaksanaan.

Tingkat pertumbuhan fisik anak pada usia sekolah dasar ini dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan ras, bangsa, dan tingkat sosial ekonominya. Selain dari perbedaan keturunan, pertumbuhan fisik anak juga dipengaruhi oleh lingkungan mereka, seperti contohnya anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi dan tidak terkena penyakit yang menggangu pertumbuhan fisiknya. Agar pertumbuhan fisik anak pada usia sekolah dasar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang anak. Pada usia sekolah dasar ini biasanya anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan karena kegiatannya menuntut energy yang banyak. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban.
Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan kesehatan dan kebugaran kanak – kanak (usia sekolah dasar)yaitu :
1)                  Obesity
Kegemukan yang terjadi pada usia 6 – 11 tahun merupakan isu utama yang terjadi pada usia sekolah dasar. Penyebab kegemukan tersebut disebabkan karena kelebihan berat badan sebagai akibat dari kurangnya berolahraga dan terlalu banyak makan. Tetapi masalah ini dapat diantisipasi oleh orang tua dengan cara diubah cara makannya, latihan olahraga secara teratur.
2)                  Kondisi medis pada masa kanak – kanak
Pada umumnya semua anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung singkat. Dalam masa sekolah selama 6 tahun dapat disimpulkan pada umumnya anak – anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi medis, biasanya kena virus atau flu, dan migran (sakit kepala).
3)                  Penglihatan
Pada anak usia sekolah, penglihatan lebih tajam daripada waktu – waktu sebelumnya. Anak – anak yang berusia di bawah.
4)         Kesehatan gigi Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali, yang selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya.
5)         Kebugaran anak
Latihan fisik sangat dibutuhkan bagi anak – anak untuk kebugaran tubuhnya. Latihan fisik ini dapat menjaga kesehatan jantung dan paru – paru anak serta dapat menjaga bentuk jasmaninya.

2.4  Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah


                          Menurut Hidayat (2005) dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu akan mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dan secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya (Hidayat 2005):
a.Faktor Herediter /Genetik/Keturunan
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang (Hidayat, 2005). Pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada jenis laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat atau tinggi pertumbuhan tinggi badan dan berat badan dibandingkan dengan anak perempuan akan bertahan sampai usia tertentu mengingat anak perempuan akan mengalami pubertas lebih dahulu dan kebanyakan anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas dan begitu juga sebaliknya di saat anak laki-laki mencapai pubertas maka laki-laki akan cenderung lebih besar (Hidayat, 2005). Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia cenderung lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan bangsa Eropa atau lainya (Hidayat, 2005).
b.Faktor Lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peran penting dalam menentukan tercapai dan tindakan potensi yang sudah dimiliki. Yang termasuk faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan yang masih dalam kandungan dan lingkunagn post natal yaitu lingkungan setelah bayi lahir (Hidyat, 2005).
c.Budaya Lingkungan
Dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam dalam memahami atau mempersiapkan pola hidup sehat.hal ini dapat terlihat apabila kehidupan atau perilaku mengikuti budaya yang ada kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh anak yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan yang bergizi, maka tentu akan mengganggu atau menghambat pada masa tumbuh kembang (Hidayat, 2005).
d.Status Sosial Ekonomi
Ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi, tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan status pendidikan keluarga, misalnya tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi danmereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam pembantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2005).
e.Nutrisi
Salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama pertumbuhan, terdapat zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa-masa tersebut, apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan (Hidayat, 2005).
2.5  Masalah Perkembangan Anak Usia Sekolah
1. Gangguan Tingkah Laku
Tipe perilaku yang dianggap sebagai symptom/gejala gangguan tingkah laku mencakup agresi dan kekejian terhadap orang lain atau hewan, merusak kepemilikan, berbohong, dan mencuri. Gangguan tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan yang kasar dan sering dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang umum dilakukan anak-anak dan remaja usia sekolah.
2.      Gangguan Hiperaktivitas/Attention Deficit Hyperactivity (ADHD)
Anak dengan ADHD sulit untuk berkonsentrasi pada tugas yang dikerjakan dalam waktu tertentu yang wajar sehingga mengalami penurunan dalam hal akademik. Anak dengan ADHD mengalami kesulitan mengendalikan aktifitas dalam berbagai situasi yang menghendaki mereka duduk tenang. Banyak anak ADHD mengalami kesulitan besar untuk bermain dengan anak seusia mereka dan menjalin persahabatan, hal ini mungkin karena mereka cenderung agresif saat bermain sehingga membuat teman-temannya merasa tidak nyaman. Anak ADHD bermain agresif dengan tujuan mencari sensasi sedang anak normal melakukan hal tersebut dangan tujuan untuk bermain sportif. Karena simptom-simptom ADHD bervariasai, Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR )mencantumkan tiga subkategori, yaitu:
1.   Tipe predominan inatentif: anak-anak yang masalah utamanya adalah rendahnya konsentrasi.
2.   Tipe predominan Hiperaktif-Impulsif: anak-anak yang masalah utamanya diakibatkan oleh perilaku hiperaktif-impulsif.
3.   Tipe kombinasi: anak-anak yang mengalami kedua rangkaian masalah diatas.
3. Gangguan Perkembangan Belajar
Kriteria Gangguan Perkembangan Belajar :
  1. Prestasi dalam bidang membaca, berhitung atau menulis ekspresif dibawah tingkat yang diharapkan sesuai usia penderita, pendidikan, dan intelegensi.
  2. Sangat menghambat performa akademik atau aktivitas sehari-hari.
Gangguan perkembangan belajar dibagi menjadi tiga kategori.  Tidak satupun dari diagnosis yang tepat jika disabilitas tersebut dapat disebabkan oleh defisit sensori, seperti masalah visual atau pendengaran.
c.       Anak dengan gangguan membaca (disleksia) mengalami kesulitan besar untuk mengenali kata, memahami bacaan, serta umumnya juga menulis ejaan. Masalah ini terus dialami hingga dewasa. Gangguan ini terjadi 5-10 persen anak usia sekolah, tidak menghambat penderitanya untuk berprestasi.
  1. Gangguan menulis ekspresif menggambarkan hendaya dalam kemampuan untuk menyusun kata tertulis (termasuk kesalahan ejaan, kesalahan tata bahasa atau tanda baca, atau tulisan tangan yang buruk) yang cukup parah sehingga dapat sangat menghambat prestasi akademik atau aktivitas sehari-hari.
e.   Anak-anak dengan gangguan berhitung dapat mengalami kesulitan dalam mengingat fakta-fakta secara cepat dan akurat, menghitung objek dengan benar dan cepat, atau mengurutkan angka-angka dalam kolom-kolom.
4. Gangguan Komunikasi
Beberapa kategori gangguan berkomunikasi, antara lain :
a.                   Gangguan berbahasa ekspresif
Dimana anak mengalami kesulitan mengekspreksikan dirinya dalam berbicara. Anak tampak sangat ingin berkomunikasi tetapi sangat sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat. Misalnya tidak mampu mengucapkan kata mobil saat menunjuk sebuah mobil yang melintas. Kata-kata yang sudah terkuasai terlupakan oleh kata-kata yang baru dikuasai, dan penggunaan struktur bahasa sangat di bawah tingkat usianya.
b.                  Gangguan fonetik
 Dimana anak menguasai dan mampu mempegunakan perbendaharaan kata dalam jumlah besar tetapi tidak dapat mengucapkannya dengan jelas, contohnya biru diucapkan biu. Mereka tidak menguasai artikulasi suara dari huruf-huruf yang dikuasai terkemudian, seperti r, s, t, f, z, l, dan c.
c.                   Gagap
Yaitu gangguan kefasihan verbal yang ditandai dengan satu atau lebih pola bicara berikut ini : seringnya pengulangan atau pemanjangan pengucapan konsonan atau vokal, jeda yang lama antara pengucapan satu kata dengan kata berikutnya, mengganti kata-kata yang sulit dengan kata-kata yang mudah diucapkan, dan mengulang kata. Jumlah laki-laki yang mengalami masalah ini sekitar 3 kali lebih banyak dari perempuan, biasanya muncul sekitar usia 5 tahun dan hampir selalu sebelum usia 10 tahun. DSM memperkirakan bahwa 80% indivisu yang gagap dapatb sembuh tanpa intervensi profesional sebelum penderita menmcapai usia 16 tahun.
5.         Gangguan Keterampilan Motorik
Disebut juga gangguan komunikasi perkembangan dimana seorang anak mengalami hendaya parah dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak disebabkan oleh retardasi mental atau gangguan fisik lain yang telah dikenal sebagai serebral palsi. Anak mengalami kesulitan menalikan sepatu dan mengancingkan baju, dan bila berusia lebih besar kesulitan membuat suatu bangun, bermain bola, dan menggambar atau menulis. Diagnosis hanya ditegakkan bila hendaya tersebut sangat menghambat prestasi akademik atau aktivitas sehari-hari.
6.      Gangguan Kecemasan akan Perpisahan
Gangguan kecemasan akan perpisahan ditandai oleh ketakutan yang berlebihan akan perpisahannya dari orang tua atau pengasuh lainnya. Anak-anak dengan gangguan ini cenderung terikat pada orang tua dan mengikuti kemana pun mereka berada di lingkungan rumahnya. Anak tersebut dapat mengemukakan kecemasan tentang kematian dan memaksa seseorang untuk menemani saat mereka tidur. Mereka seringkali mengalami mimpi buruk, sakit perut, mual, dan muntah ketika mengantisipasi perpisahan. Gangguan ini terjadi sekitar 4% anak dan remaja awal, dapat berlangsung sampai dewasa, menyebabkan perhatian yang berlebihan pada keselamatan nak-anak dan pasangan serta kesulitan mentoleransi perpisahan apapun dari mereka. Perkembangan gangguan ini sering muncul setelah adanya kejadian hidup yang menekan, seperti kematian, kondisi sakit, perubahan sekolah atau rumah.
7.      Retardasi Mental (RM)
Retardasi mental ialah keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan sosial.
8.      Gangguan Koordinasi (Developmental coordination disorders/DCD)
Suatu keadaan dimana perkembangan koordinasi motorik lebih rendah dibandingkan dengan teman sebaya. Penyebab tidak diketahui tapi diperkirakan tidak berhubungan dengan gangguan intelektual atau adanya lesi otak. Anak sering mengalami kesulitan dalam sekolah dan aktivitas sehari-hari






BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Tumbuh Kembang adalah perubahan ukuran fisik dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh. Mengetahui tumbuh kembang di setiap usia merupakan hal penting karena, setiap bertambahnya usia pertumbuhan dan perkembangan sangat berbeda terutama pada anak usia sekolah.
Anak Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal. Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah : Perkembangan biologis, Maturasi  sistem tubuh, perkembangan motorik ,perkembangan psikososial,perkembangan kognitif,perkembangan moral,perkembangan spiritual,perkembangan psikoseksual,perkembangan sosial dan perkembangan bahasa anak usia sekolah. Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah : Tinggi,Berat badan,Perbandingan tubuh,Kesederhanaan,Otot lemak dan Gigi.  Faktor Pengaruh tumbuh kembang anak : Faktor heraditer, factor lingkungan, faktor budaya lingkungan,status sosial ekonomi dan nutrisi. Masalah yang timbul dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah meliputi : Gangguan Tingkah Laku, gangguan hiperaktivitas (AHDH), gangguan perkembangan belajar, gangguan komunikasi,gangguan ketrampilan motorik, gangguan kecemasan , retartasi mental, gangguan koordinasi (Developmental coordination disorders/DCD).
3.2       Saran
1.      Diharapkan kepada siswa/siswi agar dapat mengerti dan memahami pengertian tumbuh kembang anak usia sekolah.
2.      Diharapkan kepada siswa/siswi dapat mengetahui tahap-tahap tumbuh kembang anak usia sekolah dan pertumbuhan fisik anak usia sekolah.
3.      Diharapkan kepada siswa/siswi agar dapat memahami masalah perkembangan anak usia sekolah dan faktor pengaruh tumbuh kembang anak usia sekolah.











DAFTAR PUSTAKA

Dewaeggix,  ( 2013 ). Masalah tumbuh kembang anak usia sekolah. Semarang.
Tsalist, Fahami (2016). Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak. Lamongan: PT. Mekar Sari.

Rizmanaji. 2012. Pertumbuhan Fisik Anak. Jakarta: C.V Indomentri.

Utami T.A, dan Nurkhayah E, 2017. Konsep Dasar Keperawatan ( Tumbuh Kembang Manusia ). Jakarta-Timur. Pilar Utama Mandiri.


, ,