BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pertumbuhan
adalah bertambahnya jumlah dan sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur (TB, BB, kematangan sistem tubuh). Perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan
dan belajar (sosial, emosional, psikologi). Jadi, Tumbuh Kembang adalah perubahan ukuran fisik dan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh. Mengetahui tumbuh kembang di setiap usia merupakan
hal penting karena, setiap bertambahnya usia pertumbuhan dan perkembangan
sangat berbeda terutama pada anak usia sekolah.
Anak usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD
bagi anak yang normal. Perkembangan
anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai orang tua harus
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia ini karena
pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian
nutrisi dan gizi yang seimbang (Anonim 2012). Pada masa ini, anak tumbuh dan
berkembang dengan baik,misalnya berat badan bertambah,tinggi badan bertambah
dan kemampuan di bidang akademik juga bisa menjadi proses belajar anak yang
sehat. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan
budayanya. Pencapain prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak dan
pengendalian diri sendiri bertambah pula.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian anak
usia sekolah ?
2.
Apa
saja tahap-tahap tumbuh kembang anak usia sekolah ?
3.
Bagaimana
pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah ?
4.
Apa
saja faktor pengaruh tumbuh kembang anak usia sekolah ?
5.
Masalah
apa saja yang timbul dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah ?
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
tumbuh kembang anak usia sekolah.
2.
Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap
tumbuh kembang anak usia sekolah.
3.
Untuk mengetahui pertumbuhan
fisik pada anak usia sekolah.
4.
Untuk
mengetahui pengaruh apa saja yang terjadi pada tumbuh kembang anak usia
sekolah.
5.
Untuk
mengetahui masalah-masalah yang timbul pada setiap tahap tumbuh kembang anak
usia sekolah.
1.4
Manfaat
- Mempermudah mengetahui pengertian tumbuh kembang anak usia sekolah.
- Mempermudah mengetahui bagaimana tahap-tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.
- Mempermudah mengetahui pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah.
- Mempermudah mengetahui pengaruh apa saja yang terjadi pada tumbuh kembang anak usia sekolah.
- mengetahui masalah-masalah yang timbul pada setiap tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anak
Usia Sekolah
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12
tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan
tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa
ini sebagai masa tenang atau masa laten, di mana apa yang telah terjadi dan
dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa
selanjutnya (Gunarsa 2006).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia
6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode
ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan
tertentu.
2.2 Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
Pertumbuhan anak pada usia (6-12 tahun) atau pada usia sekolah dapat
dilihat dari perubahan seperti berikut :
a.
Badan akan
memanjang dan akan terlihat langsing.
b.
Leher
menjadi lebih panjang
c.
Dada
melebar
d.
Perut
tidak buncit.
e.
Lengan
dan tungkai memanjang.
f.
Lingkar
pinggang akan tampak mengecil karena pertambahan tinggi.
g.
Jaringan
lemak lebih cepat berkembang dibandingkan dengan jaringan otot.
Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah yaitu:
1.
Perkembangan Biologis
a.
Perubahan antara
masa otot dan lemak.
b.
Tinggi
badan5 cm/tahun.
c.
BB
2-3 kg/tahun.
d.
Perpanjangan
tulang belakang
e.
Perubahan
wajah.
f.
Pergantian
gigi susu dengan gigi permanen.
2.
Maturasi Sistem Tubuh
a.
Sistem imun,
respons antigen antibodi lebih baik dan bisa melokalisasi infeksi.
b.
Keluhan di abdomen
berkurang, kapasitas lambung meningkat 500 ml.
c.
Kapasitas
bladder (kandung kemih) anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan.
d.
Tekanan darah (TD)
meningkat, nadi (HR) dan pernapasan menurun (RR).
e.
Pembentukan
tulang terus berlanjut tapi belum matur. Kematangan
fisik tidak selalu sejalan dengan kematangan emosi dan sosial.
3.
Perkembangan Motorik
a.
Motorik kasar; mampu bersepeda, lari, melompat, berenang.
b.
Motorik halus; mampu
menggunakan komputer, mampu membuat keterampilan/kerajinan.
4.
Perkembangan Psikososial (Erikson)
a.
Dipengaruhi
faktor intrinsik; motivasi untuk mencoba keterampilan atau tugas baru dan
faktor ekstrinsik; rewards.
b.
Ada
kompetensi antara keberhasilan di satu sisi dengan kegagalan di sisi lain.
c.
Industry/inferiority
itu dipengaruhi oleh harapan anak dan kemampuannya.
d.
Reward
negatif dan membandingkan anak dengan yang lain bisa menimbulkan
inferiorty(rasa rendah diri).
5.
Perkembangan Kognitif (Piaget)
a. Mampu membaca,
berbahasa, mampu membedakan hak yang serius dan games, mampu bercerita.
b.
Anak belajar
tentang peraturan, kopetisi dan bagaimana bekerja sama.
c.
Revisibilitas,
yaitu anak dapat memutar balikan fakta sesuai pemikirannya.
d.
Seriation,
yaitu anak mengelompokkan objek sesuai dengan dimensi kualitatif mereka.
e. Konservasi, yaitu kemampuan melihat objek atau
jumlah sebagai hal yang sama meskipun terjadi perubahan dalam penampilan fisik.
Anak menerima dan membagi informasi baru tentang kegiatan yang dilakukannya,
seperti:
1. Kemampuan merangkai peristiwa dan tindakan secara
verbal dan simbolik.
2. Operasi
nyata dimana anak mampu menjalankan proses berpikir mereka untuk menjalankan kegiatan.
3. Mampu
mengambil keputusan dan alasan tindakan.
6. Perkembangan Moral (Kohlberg)
Perkembangan konvensional, yaitu
individu memandang pertimbangan moral berdasarkan kepribadian dengan harapan
masyarakat terhadap dirinya. Pada tahap 2,orientasi menjadi anak baik, ingin
diterima dan disukai orang lain, sedangkan pada tahap 4, orientasi hubungan
masyarakat, mengembangkan hubungan dengan masyarakat sehingga tidak melakukan
sesuatu yang buruk karena menyadari itu tidak dan tidak di sukai masyarakat.
7 . Perkembangan
Spiritual
a.
Mengenal konsep
natural dan supranatural.
1.
Konsep Natural : Meyakini adanya tuhan dan kepercayaannya pada
akidah masing-masing.
2.
Konsep Supranatural
: Sebuah kejadian atau kegiatan yang berhubungan dengan alam beserta isinya
serta melampaui daya nalar manusia pada umumnya, melawan kejadian sehari hari
dan membuat seseorang tidak bisa berpikir secara normal-normal saja.Seperti ;
Ilmu ghaib,kepercayaan pada makhluk tak kasat mata dll.
b. Dapat
mengikuti kegiatan keagamaan.
Seperti ; Mulai belajar
mengaji,sholat dan lain-lain.
8. Perekembangan Psikoseksual (Freud)
Perkembangan
psikoseksual pada fase laten (6-12 tahun) atau menjelaskan usia puber, tanda
psikologisnya tampak pada usia 9 tahun. Masa puber anak perempuan lebih cepat 2
tahun dari pada anak laki-laki, yaitu anak perempuan pada usia 12 tahun
sedangkan anak laki-laki pada usia 14 tahun.
9. Perkembangan Sosial
Hubungan sosial
dan kerjasama :
a. Anak belajar sudut pandang yang berbeda dengan teman
sebaya.
b. Anak sensitif terhadap norma sosial dan tekanan dalam
kelompok.
c. Interaksi dengan sebaya mendorong persahabatan yang
erat dengan teman sebaya yang sejenis.
d. Dalam perkembangan bahasa, yang kompleks, kemampuan
naratif meningka, mampu mengoreksi atas kesalahan dalam urutan kalimat.
Hubungan dalam keluarga:
a. Anak aktif dalam keluarga, pengaruh orangtua sangat
besar.
b. Anak butuh perlindungan dan pengawasan orangtua.
c. Ada perubahan dalam hubungan dengan sibling.
10. Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah
Anak yang
sebelumnya belum bisa menguasai mata pelajaran seperti menghitung, menulis dan
membaca, pada saat usia sekolah inilah anak mulai mengerti dan mampu menguasai
dengan baik apa yang dilakukan.
Pada dasarnya tumbuh kembang anak berbeda-beda dalam fase
laten secara psikologis. Pada
fase ini anak mulai dapat mengembangkan superego dan berkurangnya sifat
egosentrisnya. Di sekolahnya, seperti: " elo,gue..",
"solider", "...kompak...", Dan lain-lain.
2.3
Pertumbuhan Fisik Pada Anak Usia Sekolah
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak
dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi
terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran
beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara
berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi ( baby fat ) berkurang. Pertambahan
kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan (olahraga). Karena
faktor perbedaan jumlah sel-sel otot, maka pada umumnya untuk anak laki-laki
lebih kuat dari pada anak perempuan (Maryanto 2012). Menurut Hurlock ( 1980 : 149 ) perkembangan
fisik pada anak usia sekolah dasar sebagai berikut (Hurlock 1980):
1)
Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah
5-8 cm. Rata-rata
anak perempuan 11 tahun mempunyai tinggi badan 147 cm dan anak laki-laki 146
cm.
2)
Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi
dari pada kenaikan tinggi, berkisar antara 1-2,26 kg pertahun. Rata-rata ank
perempuan usia 11 tahun memeliki berat badan 40,14 kg dan anak laki-laki 38, 78
kg
3)
Perbandingan
Tubuh
Meskipun
kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, beberapa
perbandingan bagian wajah yang kurang menari menghilang dengan bertambah
besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan rata, bibir semain berisi, hidung
menjadi lebih besar dan membentuk. Badan memanjang menjadi lebih langsing,
leher menjadi lebih panjang,dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan
tungkai memnjnag, dan tangan dan kai denagn lambat tumbuh membesar.
4)
Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang
baik yang sangat memcolok pada akhir masa kanak-kanak menyebabkan meningkatkan
kesederhanaan pada masa ini. Disampinhg itu kurangnya perhatian terhadap
penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-temantanpa
mempedulikan pantas tidaknya, jugamenambah kesederhanaan.
5)
Perbandingan
Otot-Lemak
Selama
usia SD, jaringan lemak berkembang lebih cepat dari pada jaringan otot yang
berlembangnya mulai melejit pada awal pubertas.
6)
Gigi
Pada permulaan pubertas,
umumnya seorang umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi
terakhir disebut dengan gigi kebijaksanaan.
Tingkat pertumbuhan fisik anak
pada usia sekolah dasar ini dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
perbedaan ras, bangsa, dan tingkat sosial ekonominya. Selain dari perbedaan
keturunan, pertumbuhan fisik anak juga dipengaruhi oleh lingkungan mereka,
seperti contohnya anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya
tidak mengalami kekurangan gizi dan tidak terkena penyakit yang menggangu
pertumbuhan fisiknya. Agar
pertumbuhan fisik anak pada usia sekolah dasar dapat berjalan dengan baik maka
diperlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang anak. Pada usia sekolah
dasar ini biasanya anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan
karena kegiatannya menuntut energy yang banyak. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lamban.
Terdapat beberapa aspek yang
perlu mendapat perhatian bertalian dengan kesehatan dan kebugaran kanak – kanak
(usia sekolah dasar)yaitu :
1)
Obesity
Kegemukan yang terjadi pada usia 6 – 11 tahun merupakan
isu utama yang terjadi pada usia sekolah dasar. Penyebab kegemukan tersebut
disebabkan karena kelebihan berat badan sebagai akibat dari kurangnya
berolahraga dan terlalu banyak makan. Tetapi masalah ini dapat diantisipasi
oleh orang tua dengan cara diubah cara makannya, latihan olahraga secara
teratur.
2)
Kondisi medis pada
masa kanak – kanak
Pada umumnya semua anak sering mendapat sakit, namun
penyakit tersebut berlangsung singkat. Dalam masa sekolah selama 6 tahun dapat
disimpulkan pada umumnya anak – anak mendapat sakit yang akut dalam waktu
singkat dengan berbagai kondisi medis, biasanya kena virus atau flu, dan migran
(sakit kepala).
3)
Penglihatan
Pada anak usia sekolah, penglihatan lebih tajam daripada
waktu – waktu sebelumnya. Anak – anak yang berusia di bawah.
4) Kesehatan gigi Pada usia 6 tahun anak
mengalami tanggal giginya yang pertama kali, yang selanjutnya diganti dengan
gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya.
5) Kebugaran anak
Latihan fisik sangat dibutuhkan bagi anak – anak untuk
kebugaran tubuhnya. Latihan
fisik ini dapat menjaga kesehatan jantung dan paru – paru anak serta dapat
menjaga bentuk jasmaninya.
2.4 Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
Menurut
Hidayat (2005) dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap
individu akan mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa
tersebut dan secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau
lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya (Hidayat 2005):
a.Faktor Herediter /Genetik/Keturunan
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain. Yang termasuk
faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini
dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur,
tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan
berhentinya pertumbuhan tulang (Hidayat, 2005). Pada pertumbuhan dan
perkembangan anak pada jenis laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat
atau tinggi pertumbuhan tinggi badan dan berat badan dibandingkan dengan anak
perempuan akan bertahan sampai usia tertentu mengingat anak perempuan akan
mengalami pubertas lebih dahulu dan kebanyakan anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas dan begitu juga
sebaliknya di saat anak laki-laki mencapai pubertas maka laki-laki akan
cenderung lebih besar (Hidayat, 2005). Ras atau suku bangsa juga memiliki peran
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada suku bangsa
tertentu memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia
cenderung lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan bangsa Eropa atau lainya
(Hidayat, 2005).
b.Faktor
Lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peran penting dalam
menentukan tercapai dan tindakan potensi yang sudah dimiliki. Yang termasuk
faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan yang masih
dalam kandungan dan lingkunagn post natal yaitu lingkungan setelah bayi lahir
(Hidyat, 2005).
c.Budaya
Lingkungan
Dalam hal ini
adalah masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
dalam memahami atau mempersiapkan pola hidup sehat.hal ini dapat terlihat
apabila kehidupan atau perilaku mengikuti budaya yang ada kemungkinan besar
dapat menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh anak
yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan yang bergizi, maka tentu
akan mengganggu atau menghambat pada masa tumbuh kembang (Hidayat, 2005).
d.Status Sosial Ekonomi
Ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal
ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi, tentunya pemenuhan
kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi
rendah. Demikian juga dengan status pendidikan keluarga, misalnya tingkat
pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi
danmereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan
gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam pembantu
pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2005).
e.Nutrisi
Salah satu
komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama
pertumbuhan, terdapat zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada
masa-masa tersebut, apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan (Hidayat, 2005).
2.5 Masalah Perkembangan Anak Usia Sekolah
1. Gangguan
Tingkah Laku
Tipe
perilaku yang dianggap sebagai symptom/gejala gangguan tingkah laku mencakup
agresi dan kekejian terhadap orang lain atau hewan, merusak kepemilikan,
berbohong, dan mencuri. Gangguan tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan
yang kasar dan sering dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan
praktis yang umum dilakukan anak-anak dan remaja usia sekolah.
2.
Gangguan
Hiperaktivitas/Attention Deficit Hyperactivity (ADHD)
Anak
dengan ADHD sulit untuk berkonsentrasi pada tugas yang dikerjakan dalam waktu
tertentu yang wajar sehingga mengalami penurunan dalam hal akademik. Anak
dengan ADHD mengalami kesulitan mengendalikan aktifitas dalam berbagai situasi
yang menghendaki mereka duduk tenang. Banyak anak ADHD mengalami kesulitan
besar untuk bermain dengan anak seusia mereka dan menjalin persahabatan, hal
ini mungkin karena mereka cenderung agresif saat bermain sehingga membuat
teman-temannya merasa tidak nyaman. Anak ADHD bermain agresif dengan tujuan
mencari sensasi sedang anak normal melakukan hal tersebut dangan tujuan untuk
bermain sportif. Karena simptom-simptom ADHD bervariasai, Diagnostic and
Stastistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR )mencantumkan tiga subkategori,
yaitu:
1. Tipe predominan inatentif: anak-anak yang masalah utamanya adalah rendahnya
konsentrasi.
2. Tipe predominan Hiperaktif-Impulsif: anak-anak yang masalah
utamanya diakibatkan oleh perilaku hiperaktif-impulsif.
3. Tipe kombinasi: anak-anak yang mengalami kedua rangkaian masalah
diatas.
3. Gangguan
Perkembangan Belajar
Kriteria
Gangguan Perkembangan Belajar :
- Prestasi dalam bidang membaca, berhitung atau menulis ekspresif dibawah tingkat yang diharapkan sesuai usia penderita, pendidikan, dan intelegensi.
- Sangat menghambat performa akademik atau aktivitas sehari-hari.
Gangguan perkembangan belajar dibagi menjadi tiga
kategori. Tidak satupun dari diagnosis yang
tepat jika disabilitas tersebut dapat disebabkan oleh defisit sensori, seperti
masalah visual atau pendengaran.
c.
Anak
dengan gangguan membaca (disleksia) mengalami kesulitan besar untuk mengenali
kata, memahami bacaan, serta umumnya juga menulis ejaan. Masalah ini terus
dialami hingga dewasa. Gangguan ini terjadi 5-10 persen anak usia sekolah,
tidak menghambat penderitanya untuk berprestasi.
- Gangguan menulis ekspresif menggambarkan hendaya dalam kemampuan untuk menyusun kata tertulis (termasuk kesalahan ejaan, kesalahan tata bahasa atau tanda baca, atau tulisan tangan yang buruk) yang cukup parah sehingga dapat sangat menghambat prestasi akademik atau aktivitas sehari-hari.
e. Anak-anak
dengan gangguan berhitung dapat mengalami kesulitan dalam mengingat fakta-fakta
secara cepat dan akurat, menghitung objek dengan benar dan cepat, atau mengurutkan
angka-angka dalam kolom-kolom.
4. Gangguan
Komunikasi
Beberapa
kategori gangguan berkomunikasi, antara lain :
a.
Gangguan berbahasa
ekspresif
Dimana anak mengalami kesulitan
mengekspreksikan dirinya dalam berbicara. Anak tampak sangat ingin berkomunikasi
tetapi sangat sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat. Misalnya tidak mampu
mengucapkan kata mobil saat menunjuk sebuah mobil yang melintas. Kata-kata yang
sudah terkuasai terlupakan oleh kata-kata yang baru dikuasai, dan penggunaan
struktur bahasa sangat di bawah tingkat usianya.
b.
Gangguan
fonetik
Dimana anak menguasai dan mampu mempegunakan
perbendaharaan kata dalam jumlah besar tetapi tidak dapat mengucapkannya dengan
jelas, contohnya biru diucapkan biu. Mereka tidak menguasai artikulasi suara
dari huruf-huruf yang dikuasai terkemudian, seperti r, s, t, f, z, l, dan c.
c.
Gagap
Yaitu gangguan kefasihan verbal
yang ditandai dengan satu atau lebih pola bicara berikut ini : seringnya
pengulangan atau pemanjangan pengucapan konsonan atau vokal, jeda yang lama
antara pengucapan satu kata dengan kata berikutnya, mengganti kata-kata yang
sulit dengan kata-kata yang mudah diucapkan, dan mengulang kata. Jumlah laki-laki
yang mengalami masalah ini sekitar 3 kali lebih banyak dari perempuan, biasanya
muncul sekitar usia 5 tahun dan hampir selalu sebelum usia 10 tahun. DSM
memperkirakan bahwa 80% indivisu yang gagap dapatb sembuh tanpa intervensi
profesional sebelum penderita menmcapai usia 16 tahun.
5. Gangguan Keterampilan
Motorik
Disebut juga gangguan komunikasi perkembangan dimana
seorang anak mengalami hendaya parah dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak
disebabkan oleh retardasi mental atau gangguan fisik lain yang telah dikenal
sebagai serebral palsi. Anak mengalami kesulitan menalikan sepatu dan mengancingkan
baju, dan bila berusia lebih besar kesulitan membuat suatu bangun, bermain
bola, dan menggambar atau menulis. Diagnosis hanya ditegakkan bila hendaya
tersebut sangat menghambat prestasi akademik atau aktivitas sehari-hari.
6.
Gangguan
Kecemasan akan Perpisahan
Gangguan kecemasan akan perpisahan ditandai oleh
ketakutan yang berlebihan akan perpisahannya dari orang tua atau pengasuh
lainnya. Anak-anak
dengan gangguan ini cenderung terikat pada orang tua dan mengikuti kemana pun
mereka berada di lingkungan rumahnya. Anak tersebut dapat mengemukakan
kecemasan tentang kematian dan memaksa seseorang untuk menemani saat mereka
tidur. Mereka seringkali mengalami mimpi buruk, sakit perut,
mual, dan muntah ketika mengantisipasi perpisahan. Gangguan ini
terjadi sekitar 4% anak dan remaja awal, dapat berlangsung sampai dewasa,
menyebabkan perhatian yang berlebihan pada keselamatan nak-anak dan pasangan
serta kesulitan mentoleransi perpisahan apapun dari mereka. Perkembangan
gangguan ini sering muncul setelah adanya kejadian hidup yang menekan, seperti
kematian, kondisi sakit, perubahan sekolah atau rumah.
7.
Retardasi
Mental (RM)
Retardasi mental ialah
keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi
kognitif dan sosial.
8.
Gangguan
Koordinasi (Developmental coordination disorders/DCD)
Suatu keadaan dimana
perkembangan koordinasi motorik lebih rendah dibandingkan dengan teman sebaya. Penyebab tidak
diketahui tapi diperkirakan tidak berhubungan dengan gangguan intelektual atau
adanya lesi otak. Anak sering mengalami kesulitan dalam sekolah dan aktivitas
sehari-hari
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumbuh Kembang adalah perubahan ukuran fisik dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh. Mengetahui tumbuh kembang di setiap usia
merupakan hal penting karena, setiap bertambahnya usia pertumbuhan dan
perkembangan sangat berbeda terutama pada anak usia sekolah.
Anak Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD
bagi anak yang normal. Perkembangan
anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Tahapan tumbuh kembang
anak usia sekolah : Perkembangan biologis, Maturasi sistem tubuh, perkembangan motorik
,perkembangan psikososial,perkembangan kognitif,perkembangan moral,perkembangan
spiritual,perkembangan psikoseksual,perkembangan sosial dan perkembangan bahasa
anak usia sekolah. Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah : Tinggi,Berat
badan,Perbandingan tubuh,Kesederhanaan,Otot lemak dan Gigi. Faktor Pengaruh tumbuh kembang anak : Faktor
heraditer, factor lingkungan, faktor budaya lingkungan,status sosial ekonomi
dan nutrisi. Masalah yang timbul dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak usia
sekolah meliputi : Gangguan Tingkah Laku, gangguan hiperaktivitas (AHDH),
gangguan perkembangan belajar, gangguan komunikasi,gangguan ketrampilan motorik,
gangguan kecemasan , retartasi mental, gangguan koordinasi (Developmental
coordination disorders/DCD).
3.2 Saran
1.
Diharapkan kepada siswa/siswi
agar dapat mengerti dan memahami pengertian
tumbuh kembang anak usia sekolah.
2.
Diharapkan kepada siswa/siswi dapat mengetahui tahap-tahap
tumbuh kembang anak usia sekolah dan pertumbuhan fisik anak usia sekolah.
3.
Diharapkan kepada siswa/siswi
agar dapat memahami
masalah perkembangan anak usia sekolah dan faktor pengaruh tumbuh kembang anak
usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Dewaeggix, ( 2013 ). Masalah tumbuh
kembang anak usia sekolah. Semarang.
Tsalist,
Fahami (2016). Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak. Lamongan:
PT. Mekar Sari.
Rizmanaji. 2012. Pertumbuhan Fisik Anak. Jakarta: C.V
Indomentri.
Utami T.A, dan Nurkhayah E, 2017. Konsep Dasar Keperawatan ( Tumbuh
Kembang Manusia ). Jakarta-Timur. Pilar Utama Mandiri.