Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”FUNGSI DAN PERAN SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Surabaya, 06 Januari 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………...1
DAFTAR
ISI………………………………………………….2
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………..3
-
PENDAHULUAN……………………………………….3
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………..4
-
FUNGSI SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN……….4
- FUNGSI BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN……..5
BAB
III KESIMPULAN……………………………………10
-
KESIMPULAN………………………………………...10
BAB
I
PENDAHULUAN
-
Pendahuluan
Dalam
usaha beradaptasi dengan lingkungannya, manusia bekerjasama dengan
sesamanya. akan tetapi kerjasama itu hanya akan berjalan baik di
dalam tertib sosial budaya serta didalam wadah organisasi sosial.
Organisasi sosial ini merupakan produk sosial budaya, sekaligus
merupakan wadah perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan.
Di
dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan mengembangkan
norma sosial yang meliputi kehidupan normatif, status, kelompok
asosiasi, dan institusi. Organisasi sosial mencakup aspek fungsi yang
berwujud dalam aktivitas bersama anggota masyarakat dan aspek
struktur. Aspek struktur terdiri dari struktur kelompok di dalam pola
umum kebudayaan dan seluruh kerangka lembaga sosial.
Kebudayaan
merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak
pada tingkah laku para anggotanya. kebudayaan tercifta oleh banyak
faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah,
dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat Budaya membentuk pola budaya
sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fikus budaya dapat berupa
nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.
Ketahanan
di bidang sosial budaya dimaksud menggambarkan kondisi dinamis suatu
bangsa atau masyarakat, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan pengembangan kekuatan nasional didalam
menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari dalam
maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
-
Fungsi Sosial Dalam Pembangunan
Penduduk
merupakan modal penting dalam pembangunan nasional. Kualitas
penduduk berkaitan erat dengan kemampuan penduduk suatu bangsa untuk
mengolah sekaligus memanfaatkan sumber daya alam yang ada, untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Indikator kualitas/mutu sumber daya manusia (SDM) dapat dilihat dari
sudut pandang beberapa aspek seperti tingkat pendidikan, pendapatan,
dan tingkat kesehatan.
Indikator
dari tingkat kesehatan penduduk dapat kita lihat dari angka kematian
dan angka harapan hidupnya. Tingginya angka kematian
menggambarkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah dan tingginya
angka harapan hidup menggambarkan tingkat kesehatan penduduk yang
baik. Tingkat kesehatan penduduk juga selalu berhubungan dengan
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk suatu bangsa,
maka pengeluaran untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga akan
semakin tinggi. Penduduk yang memiliki pendapatan tinggi dapat
menikmati makanan yang berkualitas dan memenuhi standar kesehatan.
Sementara penduduk yang tinggi tingkat pendidikannya diharapkan akan
memiliki produktivitas yang tinggi pula bila jika dibandingkan dengan
orang yang berpendidikan rendah.
Beberapa
hal yang dapat mempengaruhi kualitas penduduk Indonesia adalah
tingkat pendidikan, kondisi kesehatan, dan tingkat pendapatan.
Tingkat pendidikan merupakan potensi sumber daya manusia yang unggul.
Sementara tingkat kesehatan mencerminkan kesejahteraan suatu negara.
Sedangkan pendapatan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat di suatu negara. Ketiga indikator
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Pembangunan
nasional merupakan suatu rangkaian pembangunan berkesinambungan yang
meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
dengan jujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Tujuan
pembangunan nasional telah dicantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
"melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial".
Syarat
utamanya tentu bangsa Indonesia harus terlebih dahulu memiliki modal
dasar. Modal dasar dari pembangunan nasional adalah segala sumber
kekuatan nasional yang ada dan harus didayagunakan bangsa Indonesia
dalam pembangunan nasional. Modal dasar dari pembangunan nasional
Indonesia antara lain: (1) kemerdekaan dan kedaulatan, (2) jiwa dan
semangat persatuan, (3) wilayah nusantara, (4) kekayaan alam yang
beraneka ragam, (5) penduduk, serta (6) adat istiadat dan budaya
bangsa.
-
Fungsi Budaya Dalam Pembangunan
Pembangunan
ekonomi yang berkesinambungan meliputi pembangunan yang bersifat
fisik (tangible) dan non fisik (intangible). Pembangunan fisik berupa
pembangunan yang berwujud benda atau materi seperti pembangunan
sarana pelayanan publik (jalan, gedung, tempat hiburan, IT).
Pembangunan non fisik berupa pembangunan yang tidak berwujud seperti
caracter building, social capital dan culture capital. Pembangunan
non fisik sering kali terabaikan karena sifatnya yang tidak mudah
diukur. Tidak dapat dipungkiri, baik para ekonom maupun masyarakat
awam sering kali menilai keberhasilan pembangunan ekonomi dari sudut
pandang sektoral (variabel endogen) seperti tingkat output atau
tingkat produksi sebagai dampak dari perubahan variabel eksogen
seperti pengeluaran pemerinta, investasi dan konsumsi. Pembangunan
ekonomi tidak dapat terlepas dari faktor budaya. Budaya pada
masyarakat pra industri berpegang pada nilai-nilai religius dengan
perubahan yang lambat. Budaya pada masyarakat moderen lebih sekuler,
rasional dan terbuka terhadap perubahan. Budaya yang berpegang pada
nilai-nilai religius sering dipandang sebagai penghambat pembangunan
ekonomi yang lebih mengedepankan nilai-nilai materialis. Pada
kenyataanya tidak ada nilai-nilai religius yang bertentangan dengan
pembangunan ekonomi. Apa yang sebenarnya terjadi adalah bagaiman
sistem norma yang menjadi pegangan masyarakat tidak berkembang.
Sistem norma sosial menentukan anggota masyarakat tertentu menempati
posisi tertentu. Adanya keuntungan sepihak mendorong terjadinya
mekanisme sosial politik masyarakat untuk mempertahankan sistem norma
tertentu walaupun sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
Perubahan sistem norma masyarakat yang mengubah strata sosial tidak
harus mengubah karakter yang menjadi ciri khas masyarakat yang
tercermin dari tata cara atau adat istiadat. Walaupun budaya tidak
termasuk kedalam variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, pada
kenyataannya budaya menjadi faktor intangible yang berpengaruh pada
variabel edogen dan eksogen. Bagaimana menempatkan budaya dalam
pembangunan ekonomi adalah langkah strategis untuk memecahkan polemik
keterkaitan ekonomi-budaya.
Sebagai
negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, Indonesia memiliki
keragaman budaya yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan
ekonomi. Keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
seharusnya bukan menjadi penghalang bagi pembanguan ekonomi.
Keragaman budaya dapat dikonversi menjadi sumber daya yang mendukung
pembangunan ekonomi. Budaya sebagai sumber daya ekonomi adalah budaya
sebagai intangible asset yang menjadi modal dasar (culture capital)
pembangunan ekonomi. Modal budaya memiliki dimenasi jamak. Budaya
dapat dipandang sebagai aset atau sebagai modal yang dapat
dikembangkan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi.
• Budaya
sebagai aset berarti budaya sebagai wadah atau sarana dalam
pembangunan ekonomi. Belief yang menjadi nilai dan norma masyarakat
dijadikan sebagai sarana pembangunan ekonomi. Nilai dan norma sosial
menjadi alat penyampaian atau sosialisasi yang selanjutnya menjadi
dasar mekansime dalam program pembangunan ekonomi.
• Budaya
sebagai modal (capital culture) berkaitan dengan keunikan tata cara
dari pelaksanaan belief suatu masyarakat dan propreti yang
dihasilkannya. Keunikan tata cara pelaksanaan belief mengandung nilai
ekonomi yang dapat dijadikan produk berupa wisata budaya.
Local
Wisdom, Modernisasi dan Desentralisasi
Dalam
lingkup nasional tahapan pertumbuhan ekonomi yang diungkapkan oleh
Rostow tidak relevan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Faktor
demografi menyebabkan disparitas pembangunan ekonomi. Inovasi yang
berjalan sangat cepat juga perpengaruh terhadap kekacauan teknologi
sehingga pemanfaatan jenis-jenis teknologi pada masyarakat majemuk
tidak mudah dipetakan. Namun demikian, apa yang diungkapkan Rostow
masih relefan pada lingkup yang lebih kecil yaitu daerah. Tahapan
pertumbuhan ekonomi Rostow dapat menjadi acuan pengembangan budaya
daerah. Pembangunan ekonomi daerah yang dilakukan harus sejalan
dengan pengembangan kapasitas sosial masyarakat daerah tersebut
melalui pengembangan budaya yang sejalan dengan tahapan pertumbuhan
ekonomi. Setiap daerah di Indonesia memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Disparitas dalam pembangunan ekonomi terjadi karena adanya
kesenjangan sumber daya manusia dan jangkauan infrastruktur. Sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor produksi. Pemanfaatan atau
pengolahan sumber daya alam secara maksimal tergatung pada sumber
daya manusia yang tersedia di setiap daerah. Sedangkan infrastruktur
merupakan sarana penunjang yang menentukan efisiensi dan efektivitas
kegiatan ekonomi seperti misalnya kemudahan akses pasar. Ketersediaan
sumber daya manusia (SDM) di daerah berhubungan langsung dengan aspek
budaya setempat. Hambatan pembangunan sumber daya manusia di daerah
biasanya dikarenakan adanya nilai-nilai tradisional yang tidak sesuai
dengan perkembangan jaman seperti pemahaman terhadap pendidikan,
peran wanita dan pekerjaan, yang diterjemahkan sebagai berikut:
• Pendidikan
dalam pemahaman tradisional.
Mengedepankan
pendidikan adat dan agama, namun mengesampingkan pendidikan formal
yang sejatinya kesemuanya sama pentingnya. Memandang pendidikan
formal sebagai sarana untuk mendapatkan atau mencari pekerjaan
padahal fungsi utama pendidikan formal adalah mengubah menambah
wawasan, pengetahuan dan mengubah pola pikir sebagai modal untuk
berkarya.
• Peran
wanita dalam pemahaman tradisional.
Peran
wanita terbatas terbatas, tidak mempunyai pilihan lain selain sebagai
ibu rumah tangga yang bertugas mengasuh anak, karena perannya tidak
perlu mendapatkan pendidikan tinggi. Pada masyarakat modern
pendidikan tinggi untuk wanita sama pentingnya denga pendidikan
tinggi untuk peria. Walaupun nantinya menjadi ibu rumah tangga,
pendidikan tinggi untuk wanita dapat meningkatkan pola pikir anak dan
keluarga.
• Padangan
tradisional mengenai kerja.
Kerja
hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga padahal kerja adalah
ibadah, sarana beramal berkarya untuk berkontribusi terhadap
kesejahteraan masyarakat. Pemahaman bekerja dengan alat
tradisionallebih berkualitas dibandingkan dengan mesin padahal
efisiensi dan efektifitas dalam bekerja berpengaruh pada tinggkat
produksi.
Untuk
mengubah pandangan masyarakat setempat diperlukan restrukturisasi
nila-nilai tradisional yang menghambat laju pembanguan di daerah.
Restrukturisasi nilai dan tata cara budaya tradisional dilakukan
dengan tetap mengedepankan lokal wisdom. Local wisdom (kearifan
lokal) adalah gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti
oleh anggota masyarakatnya, seperti pada masyarakat papua “te aro
neweak lako” (aku adalah alam), pada masyarakat Serawai, Bengkulu
“celako kumali”, Dayak Kenyah, Kalimantan Timur “tana‘ ulen”.
Restrukurisasi pemahaman tentang pendidikan, peranan wanita, dan
kerja mengubah padangan mengubah pandangan tradisional yang
menghambat pembangunan sumberdaya manusia di daerah. Dengan demikian,
ketersediaan sumber daya manusia di daerah akan meningkatkan
produktivitas yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup di daerah
tersebut.
Sistem
pemerintahan desentralisasi memberikan kesempatan pada tiap-tiap
daerah di Indonesia untuk mengelola sendiri sumber daya alam yang
dimilikinya. Desentralisasi ekonomi memberikan kesempatan kepada
masyarakat daerah untuk membangun ekonominya sendiri baik secara
mandiri maupun secara swadaya (melibatkan peran masyarakat).
Pembangunan ekonomi memerlukan peran aktif masyarakat. Pembangunan
ekonomi secara swadaya dapat dilakukan ketika nilai-nilai koletivitas
pada masyarakat daerah tidak terkikis oleh nilai-nilai
individualisme. Restrukturisasi nilai dengan mengedepankan kearifan
lokal termasuk juga menjaga nilai-nilai kolektivitas masyarakat
daerah dengan tetap mengembangkan pemahaman terhadap pendidikan,
peranan wanita dan kerja. Pembanguan ekonomi secara swadaya di daerah
dapat membantu pembangunan infrastruktur daerah, seperti pembangunan
jembatan, jalan dan perbaikan fasilitas umum secara swadaya.
BAB
III
KESIMPULAN
-
Kesimpulan
-
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas tentu menjadi impian sebagai salah satu modal dasar pembangunan bangsa Indonesia. Kualitas penduduk dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Semakin sedikit jumlah penduduk yang buta huruf, menunjukkan membaiknya kondisi pendidikan di suatu negara. Untuk mengetahui indikator kesehatan penduduk, salah satunya dapat dilakukan dengan cara melihat angka harapan hidup bangsa Indonesia. Sedangkan tingkat kesejahteraan penduduk, dapat dilihat dari pendapatan kasar penduduk per tahun.
-
Budaya memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Budaya adalah modal kultural (capital culture), dapat dikembangkan menjadi roduk ekonomu berupa wisata budaya. Budaya sebagai aset berarti budaya sebagai wadah atau sarana dalam pembangunan ekonomi. Budaya dapat diibaratkan sebagai pabrik diaman belief sebagi tanahnya, nilai-nilai sebagai bangunannya, norma dan prilaku sebagai mesinnya.