Mata Pelajaran Sekolah Kamu

DAMPAK VIDEO PORNO TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA



Menurut M.J. Langeveld pendidikan merupakan upaya orang dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Dari makna pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan menurut M.J. Langeveld merupakan suatu usaha untuk mendawasakan manusia untuk hidup secara mandiri. Sejalan dengan itu, Ngalim Purwanto juga menyampaikan bahwa ilmu pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang.
Adapun objek ilmu pendidikan menurut harianto terbagi atas objek material dan objek formal yang termasuk kedalamnya adalah media atau lingkungan sekitar. Disadari atau tidak media atau lingkungan memegang peranan penting dalam proses pendewasaan seorang individu saat ini. Namun demikian hadirnya media pada perkembangan diri siswa bagaikan dua sisi mata uang. Memiliki dampak positif maupun dampak negatif.
Salah satu dampak buruk adanya perkembangan media adalah semakin mudahnya setiap orang dalam mengakses situs pornografi tak terkecuali adalah pelajar. Kecenderungannya seseorang yang pernah mengakses atau melihat suatu gambar atau situs pornografi akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya secara berkala. Dan pelajar atau remaja memiliki hasrat untuk menirukan apa yang dilihatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Barlow yang menyatakan bahwa perkembangan moral dan sosial proses BELAJAR SISWA

Menurut M.J. Langeveld pendidikan merupakan upaya orang dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Dari makna pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan menurut M.J. Langeveld merupakan suatu usaha untuk mendawasakan manusia untuk hidup secara mandiri. Sejalan dengan itu, Ngalim Purwanto juga menyampaikan bahwa ilmu pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang.
Adapun objek ilmu pendidikan menurut harianto terbagi atas objek material dan objek formal yang termasuk kedalamnya adalah media atau lingkungan sekitar. Disadari atau tidak media atau lingkungan memegang peranan penting dalam proses pendewasaan seorang individu saat ini. Namun demikian hadirnya media pada perkembangan diri siswa bagaikan dua sisi mata uang. Memiliki dampak positif maupun dampak negatif.
Salah satu dampak buruk adanya perkembangan media adalah semakin mudahnya setiap orang dalam mengakses situs pornografi tak terkecuali adalah pelajar. Kecenderungannya seseorang yang pernah mengakses atau melihat suatu gambar atau situs pornografi akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya secara berkala. Dan pelajar atau remaja memiliki hasrat untuk menirukan apa yang dilihatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Barlow yang menyatakan bahwa perkembangan moral dan sosial proses belajar terjadi melalui proses peniruan dan penyajian contoh perilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pornografi didefinisikan sebagai penggambaran secara erotis baik melalui lukisan maupun tulisan, untuk membangkitkan nafsu seks. Bagi siswa,pornografi memberikan efek kecanduan. Sebagaimana yang diungkapkan Winkel belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Dengan kata lain seorang pelajar yang telah mengalami kecanduan terhadap pornografi memiliki kecenderungan akan menyimpan materi-materi pornografi secara permanen.
Hasil perilaku belajar akan ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku dalam semua pribadi pelajar yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif , serta psikomotor. Perilaku belajar yang efektif diharapkan mampu mbelajar terjadi melalui proses peniruan dan penyajian contoh perilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pornografi didefinisikan sebagai penggambaran secara erotis baik melalui lukisan maupun tulisan, untuk membangkitkan nafsu seks. Bagi siswa,pornografi memberikan efek kecanduan. Sebagaimana yang diungkapkan Winkel belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Dengan kata lain seorang pelajar yang telah mengalami kecanduan terhadap pornografi memiliki kecenderungan akan menyimpan materi-materi pornografi secara permanen.
Hasil perilaku belajar akan ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku dalam semua pribadi pelajar yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif , serta psikomotor. Perilaku belajar yang efektif diharapkan mampu membentuk suatu pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif, serta pekerja yang produktif. Dan untuk dapat mengoptimalkan kemampuan didaktik dan metodik tersebut maka diperlukan pemahaman terhadap beberapa aspek yaitu motivasi, akitivitas, apresepsi, peragaan, ulangan, korelasi, konsentrasi, individualisasi, sosialisasi, dan evaluasi.
Menurut Santrock motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, peri.u uf7laku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Ada beberapa perspektif psikologis yang menjelaskan motivasi siswa secara berbeda, yaitu perspektif behavioral yang menekankan pada imbalan dan hukuman sebagai kunci dalam menentukan motivasi siswa, perspektif humanistis yang menekankan pada kebebasan untuk memilih nasib dan kapasitas siswa untuk mengembangkan kepribadian mereka, perspektif kognitif, yaitu pemikiran murid akan memandu motivasi mereka dan perspektif sosial, yaitu motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
Secara umum motivasi terbagi dua, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain dan sering dipengaruhi intensif eksternal, seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi suatu itu sendiri (tujuan sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Para ahli menyatakan bahwa motivasi yang paling baik adalah yang berasal dari dalam diri individu atau motivasi intrinsik.
Dan dengan adanya pengaruh pornografi terhadap siswa tentunya mempengaruhi motivasi siswa tersebut dalam belajar. Siswa cenderung akan mengalami penurunan motivasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang menyebutkan bahwa motivasi belajar siswa yang tidak melihat materi pornografi sebesar 3.77, sedangkan bagi siswa yang melihat materi pornografi sebesar satu maka motivasi belajarnya akan mengalami penurunan sebesar 0.0899 (dalam Jurnal Dompet Dhuafa). Selain itu pornografi juga menimbulkan penurunan kedisiplinan siswa. Pornografi akan mendorong siswa untuk
Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk dapat mengarahkan para remaja atau pelajar untuk dapat mengembangkan dirinya semaksimal mungkin dan menghindarkan mereka dari pengaruh pornografi. Dan upaya ini akan berjalan baik apabila terjalin kerjasama yang baik antara pemerintah, sekolah, dan orang tua yang memegang pengawasan terhadap anak. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 pada pasal 27 ayat 1 bahwa “Kegiatan belajar informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri” dalam hal ini pengenalan mengenai pendidikan seks sejak dini. Karena sebagimana dipaparkan sebelumnya bahwa pornografi terbukti membuat terjadinya penurunan motivasi belajar siswa.
Dan sebagai tenaga pendidik yang diperlu diperhatikan adalah keterampilan dalam proses mengajar. Seorang pendidik harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan siswanya dan memberikan pengertian dan arahan mengenai bahaya pornografi. Sebagaimana dijelaskan oleh Boyer (dalam Elliot dkk,1999) bahwa keterampilan guru dalam mengajar berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dengan siswa, pengetahuan yang dimiliki serta bagaimana menginformasikan pengetahuan tersebut kepada siswa tersebut sehingga siswa menjadi sadar terhadap pengetahuan tersebut.
Ketika semua elemen baik pemerintah,pendidik, maupun orang tua mampu menjalankan perannya sebagai pengawas dan pengajar bagi diri siswa atau anak maka perkembangan anak akan berjalan dengan baik. Dan pengaruh pornografi tersebut dapat diminimalisir. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai bahaya pornografi hendaknya perlu ditanamkan sedari dini kepada diri setiap anak-anak, untuk dapat menghindari penyimpangan-penyimpangan yang akan mengganggu proses tumbuh dan kembangnya. Serta yang dapat menjadi pengalih perhatian terhadap motivasi belajar siswa yang dapat mempengaruhi nilai akademik siswa tersebut kedepannya.