CANDI PENINGGALAN AGAMA HINDU
- Candi Prambanan – Sleman, Yogyakarta
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Prambanan
Candi
Prambanan. (ensiklopediaindonesia.com)
Candi
Prambanan adalah candi hindu yang cukup terkenal baik di dalam negeri
maupun luar negeri. Bisa dikatakan bahwa Candi Prambanan adalah candi
hindu terbesar di Asia Tenggara. Candi peninggalan kerajaan Mataram
Hindu ini berada di Prambanan, Yogyakarta. Menurut penelitian dari
ahli sejarah dan arkeolog, Candi Prambanan dibangun sekitar abad ke-9
masehi.
Fungsi
utamanya sebagai tempat pemujaan terhadap dewa Siwa. Informasi
tersebut di dapat dari prasasti Siwagraha dalam bahasa sansekerta
yang artinya “rumah Siwa”. Selain itu, di bagian Garbagraha atau
bagian utama candi terdapat patung Siwa Mahadewa setinggi 3 meter.
Candi
prambanan juga memiliki kisah legenda yang cukup terkenal, yakni Roro
Jonggrang. Kisah tersebut bercerita tentang bandung Bondowoso yang
berniat mempersunting Roro Jonggrang. Lamaran tersebut ditolak Roro
Jonggrang dengan halus, caranya dengan meminta syarat yang berat,
sehingga dia tidak bisa diperisteri Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang
meminta dibangunkan 1000 candi dalam semalam, dan Bandung Bondowoso
menyanggupinya.
Seluruh
kesaktiannya dikerahkan, sehingga 1000 candi hampir selesai sebelum
fajar. Tetapi Roro Jonggrang menggunakan akalnya untuk membuat
suasana seperti fajar. Lamaran tersebut batal, karena saking
marahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi bagian
dari Candi Prambanan. Ada yang menyebutkan bahwa patung Dewi Dhurga
yang ada di Candi Prambanan adalah perwujudan dari Roro Jonggrang.
Itulah sebabnya, Candi Prambanan Juga dikenal sebagai Candi Roro
Jonggrang.
2.
Candi Cetho – Karanganyar, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Cetho
Candi
Cetho. (commons.wikimedia.org)
Candi
Cetho adalah candi hindu yang berad di Karanganyar, Jawa Tengah.
Lokasinya tepat berada di bagian barat pegunungan Lawu 1400 meter
dari permukaan laut. Candi hindu ini dibangun sekitar abad ke-15
masehi atau pada saat zaman Majapahit akhir. Pada awalnya candi ini
terkubur diantara tanah dan reruntuhan. Maka dilakukanlah upaya
penggalian dan rekonstruksi terhadap Candi Cetho.
Program
tersebut pertama kali dimulai pada tahun 1928, dimana proses
penggalian dan rekonstruksi dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda
melalui Dinas Purbakala Hindia Belanda. Hal tersebut tertuang dalam
tulisan Van de Vlies ada tahun 1842 dan dipertegas oleh penelitian
A.J. Bernet Kempers. Setelah proses penggalian dan rekonstruksi,
ditemukan beberapa fakta menarik tentang Candi Cetho.
Pertama,
usia Candi Cetho hampir sama denga usia dari Candi Sukuh yang brada
di dusun Cetho, desa Gumeng, Karanganyar. Kedua, Candi Cetho dibangun
dengan konsep candi berundak yang terdiri dari 9 undakan. Ketiga,
candi ini memiliki gapura berjenis gapura bentar diantara jalan masuk
candi, disana juga terdapat sepasang arca penjaga di kanan kiri.
Keempat, terdapat dua aras/halaman candi, dimana aras pertama
berfungsi untuk pelataran candi dan aras kedua adalah tempat
petilasan leluhur masyarakat Cetho, yakni Ki Ageng Krincingwesi.
-
Candi Sukuh – Karanganyar, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Sukuh
Candi
Sukuh. (jogjapetualang.com)
Candi
Sukuh letaknya tidak jauh dari lokasi berdirinya Candi Cetho. Karena
lokasinya masih berada di dusun Cetho, desa Gumeng, Karanganyar. Ara
eneliti dan arkeolog seakat bahwa Candi Sukuh juga merupakan candi
peninggalan hindu di Indonesia. Salah satu ciri yang bisa
membuktikannya adalah adanya tempat pemujaan berupa Lingga dan Yoni.
Menurut para ahli, keduanya mempunyai simbol yang mengarah pada
simbol-simbol seksualitas.
Selain
dari itu, berdasarkan penelitian, ditemukan beberapa fakta tentang
Candi Sukuh. Pertama, candi ini merupakan candi terkecil di Jwa
Tengah. Ukuran luas kompleksnya juga tergolong sempit dan bentuk
candinya kecil. Kedua, bentuk dan arsitekturnya sederhana dengan
model bangunan yang cenderung lebih mirip dengan kuil suku maya di
Meksiko, suku inca di Peru dan piramida di mesir. Sehingga Candi
sukuh termasuk dalam candi hindu di indonesia yang mempunyai
arsitektur unik.
4.Candi
Dieng – Wonosobo, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Dieng
Candi
Dieng. (jogjapetualang.com)
Candi
Dieng juga termasuk candi hindu yang berada di daerah dataran tinggi.
Candi ini berada di derah dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Menurut
enelitian, Candi dieng dibangun ada masa kerajaan Mataram Hindu
dengan ciri terdapat arca Dewa Siwa, Dewa Wisnu, Agatsya dan juga
Ganesha. Dieng sendiri diambil dari bahasa sansekerta yaitu “Dihyang”
yang artinya adalah tempat arwah para leluhur.
Dalam
area candi Dieng, terdapat beberapa kompleks candi. Salah satu
keunikan dari kompleks-kompleks candi tersebut ada pada penamaannya.
Nama-nama yang digunakan berasal dari nama tokoh-tokoh wayang purwa
dalam cerita Mahabarata. Ada candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi
Dwarawati, candi Bima, candi Semar, candi Sembadra, candi Srikandi
dan juga candi Puntadewa.
Nama
tersebut adalah nama pemberian masyrakat sekitar setelah candi
tersebut tidak lagi digunakan untuk ritual keagamaan. Jadi tidak ada
hubungannya dengan bentuk bangunan atau sejarah lainnya dibalik
nama-nama tersebut. Hingga saat ini keadaan candi tersebut masih
dalam kondisi baik dan beberapa kali masih digunakan sebagai objek
enelitian oleh sejarawan dan arkeolog.
5.Candi
Gedong Songo – Semarang, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Gedong Songo
Candi
Gedong Songo. (ngenesgilak.wordpress.com)
Candi
Gedong Songo terletak di desa Candi, kecamatan Ambarawa, Semarang,
Jawa Tengah. Candi ini termasuk candi hindu yang dibangaun sekitar
abad ke-9 masehi pada zaman Mataram Hindu, tepatnya pada periode
Wangsa Sailendra. Candi Gedong Songo pertama kali ditemukan oleh
thomas Stamford Raffles pada tahun 1840. Ketika itu ia sedang
melakukan penelitian di gunung Ungaran, Ambarawa 1200 meter di atas
permukaan laut. Hasilnya, di temukanlah kompleks Candi Gedong Songo
dengan jumlah candi sebanyak 9 buah.
Sehingga
penamaan Gedong Songo diambil dari jumlahnya tersebut. Gedong artinya
bangunan dan Songo artinya sembilan, jadi Gedong Songo adalah
bangunan (candi) yang berjumlah sembilan. Tidak hanya itu saja,
penelitian tersebut menghasilkan beberapa fakta menarik seputar candi
hindu di Indonesia ini. Pertama, Candi Gedong Songo mempunyai banyak
kesamaan dengan Candi Dieng di Wonosobo. Kedua, Candi Gedong Songo
merupakan kompleks candi untuk pemujaan terhadap tiga dewa Hindu. Hal
tersebut dapat dilihat dari aksen bangunan candi yang mengandung
unsur pemujaan terhadap Brahma, Wisnu dan Siwa
6.Candi
Penataran – Blitar, Jawa Timur
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Penataran
Candi
Penataran. (ngenesgilak.wordpress.com)
Candi
Penataran termasuk salah satu candi hindu di Indonesia yang berada di
Jawa Timur. Candi ini berada di desa Penataran, kecamatan Nglegok
Blitar, tepatnya di daerah gunung Kelud 450 meter di atas permukaan
laut. Candi Penataran merupakan candi hindu berjenis Siwaistik, atau
candi pemujaan untuk dewa Siwa saja. Hal tersebut terlihat dari jenis
arsitektur dan juga aksen yang terdapat pada beberapa bagian candi.
Selain
itu ada beberapa fakta yang menarik dari Candi Penataran. Pertama,
candi ini awalanya tidak bernama Candi Penataran, melainkan Candi
Palah. Informasi tersebut didapat dari prasasti yang ada di bagian
candi. Namun karena berada di desa Penataran, maka disebutlah sebagai
Candi Penataran. Kedua, candi Penataran merupakan kompleks candi
terbesar dan termegah di Jawa Timur.
Berdasarkan
prasasti yang sama, ditemukan juga satu fakta tentang usia Candi
Penataran. Candi ini memiliki usia sekitar 1200 tahun. Artinya, Candi
Penataran ini dibangun pada masa raja Srengga dari kerajaan Kediri.
Bahkan pada masa raja Wirakramawardhana di era Majapahit sekitar 1415
masehi, candi ini masih dipergunakan untuk pemujaan terhadap Dewa
Siwa.
7.Candi
Kidal – Malang, Jawa Timur
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Kidal
Candi
Kidal. (travel.grivy.com)
Candi
Kidal merupakan candi hindu peningglan kerajaan Singosari yang berada
di Malang, Jawa Timur. Berbeda dengan candi pada umumnya, Candi Kidal
tidak dibangun untuk pemujaan dewa semata. Tetapi pembangunan candi
ini lebih kepada penghormatan terhadap raja Anusapati, raja kedua
kerajaan Singosari. Sebab ada zaman raja Anusapati, Singosari sempat
merengkuh kejayaan dan kemakmuran selama 20 tahun. Kekuasaannya
berakahir setelah Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya saat kudeta
perebutan kerajaan Singosari.
Hal
tersebut sering dikaitan dengan kutukan dari Mpu Gandring pada
Anusapati. Bahwa tepat setelah puncak kejayaannya, Anusapati akan
meninggal. Kutukan tersebut benar-benar terbukti dan menjadi legenda
yang abadi. Candi ini dibangun sekitar 1248 masehi atau sudah berumur
sekitar 768 tahun. Karena usianya yang sudah cukup tua, Candi Kidal
dipugar untuk perawatan pada tahun 1990 yang lalu. Hingga saat ini
belum dilakukan pemugaran lagi terhadap candi hindu di Indonesia ini.
8.Candi
Pringapus – Temanggung, Jawa Timur
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Pringapus
Candi
Pringapus. (dkputri.wordpress.com)
Candi
Pringapus terletak di desa Pringapus, kecamatan Ngadirejo,
Temanggung, Jawa Tengah. Lokasinya cukup jauh dari pusat kota
Temanggung, yakni 22 km ke arah barat. Candi ini termasuk candi
beraliran hindu Siwaistik atau candi hindu yang digunakan untuk
pemujaan terhadap Dewa Siwa saja. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat
dari beberapa bagian dari Candi Pringapus. Selain itu penyataan
tersebut juga tertuang dalam isi prasasti yang ada di areal candi.
Sedangkan
dari relief yang ada di dinding candi, ditemukan juga beberapa fakta
tentang Candi Pringapus. Dimana candi hindu di Indonesia ini dibangun
berdasarkan replika gunung Mahameru. Seperti yang kita ketahui,
mahameru adalah gunung yang dipercaya sebagai tempat berdiam para
Dewa. Tandanya adalah adanya aksen hiasan antefik dan juga relief
hapsara hapsari yang merupakan perwujudan dari manusia setengah dewa.
9.Candi
Cangkuang – Garut, Jawa Barat
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Cakuang
Candi
Cakuang.
Candi
Cangkuang merupakan candi hindu pertama dan satu-satunya yang berada
di tatar sunda. Candi ini berada tepat di daerah Kampung Pulo,
Cangkuang, Leles, Garut, Jawa Barat. Persisnya di sebelah makam Mbah
DalemArief Muhammad yang merupakan leluhur sekaligus sesepuh islam di
dusun Kampung Pulo, desa Cangkuang. Cangkuang sendiri adalah nama
dari sebuah daun yang sering digunakan masyarakat sekitar. Biasanya
digunakan untuk membuat tikar, tudung atau pembungkus.
Candi
ini pertama kali ditemukan di tahun 1966-1968 oleh tim peneliti
Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita. Penelitian ini didasarkan pada
tulisan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap yang
terbit tahun 1893. Dari enelitian tersebut ditemukan adanya arca Siwa
di bagian tengah reruntuhan candi. Itu artinya candi tersebut
meruakan candi hindu dari sekte Siwaistik, atau pemuja Dewa Siwa.
Saat digali, hanya terdapat sekitar 40% batuan candi asli, sehingga
diutuskan untuk dilakukan pemugaran dan rekonstruksi candi.
Pemugaran
terhadap candi dilakukan pada tahun 1974-1975. Setelah itu barulah
dilakukan rekonstruksi yang dimulai pada tahun 1976, dimana
rekonstruksi menggunakan 40% batu asli candi dan sisanya dilngkapi
dengan semen, koral, pasir dan besi. Setelah direkonstruksi, bangunan
Candi Cangkuang berdiri kokoh di atas pondasi seluas 4,5 x 4,5 meter
dengan tinggi pondasi sekitar 30 cm. Menurut kesimpulan peneliti,
Candi Cangkuang berdiri sejak abad 8 masehi pada masa Purnawarman
dari Tarumanegara dan awal kerajaan Pajajaran.
10.Candi
Arca Gupolo – Sleman, Yogyakarta
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Arca Gupolo
Candi
Arca Gupolo.
Candi
Arca Gupolo merupakan candi hindu yang terdiri dari kumpulan 7 buah
arca. Arca-arca tersebut memiliki ciri yang sama dengan arca hindu
kebanyakan. Salah satunya adalah arca agastya yang berukuran 2 meter.
Meski terlihat sudah rusak namun gambar trisulanya masih terlihat.
Seperti yang sudah diketahui, trisula adalak ciri khas Dewa Siwa.
Selain itu terdapat juga arca-arca dewa hindu yang dibuat dalam
posisi duduk bersila.
Candi
Arca Gupolo yang berada di kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan,
Yogyakarta ini memiliki sumur mata air jernih didekatnya. Sumur
tersebut tidak pernah kering meski saat musim kemarau panjang.
Sehingga airnya digunakan penduduk sekitar untuk memenuhi
kebutuhan
sehari-hari. Ada sebuah kisah legenda yang menyebutkan bahwa nama
Gupolo adalah nama patih dari raja Ratu Boko. Ratu Boko (Candi Ratu
Boko) sendiri adalah ayah dari dewi Roro Jonggrang (Candi Prambanan).
Jadi masih ada hubungan antara ketiga candi hindu tersebut.
11.Candi
Gunung Sari – Magelang, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Gunung Sari
Candi
Gunung Sari. (jejakkakirani.blogspot.com)
Candi
Gunung Sari merupakan candi hindu di indonesia yang beraliran
Siwaistik. Jadi cand ini melakukan pemujaan terhadap dewa Siwa saja.
Candi Gunung Sari sendiri berada di dataran tinggi, teatnya di Gunung
Wukir, desa Gulon, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Selain
candi tersebut, disana juga ditemukan prasasti Canggal yang isisnya
bercerita tentang latarbelakang candi tersebut. Diantaranya adalah
usia candi tersebut yang jauh lebih tua dari Candi Gunung Wukir yang
ada di dekatnya.
12.Candi
Gunung Wukir – Magelang, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Gunung Wukir
Candi
Gunung Wukir. (wardanamandira.blogspot.com)
Candi
Gunung Wukir merupakan candi hindu yang masih berlokasi sama dengan
Candi Gunung Sari. Candi ini memiliki usia lebih muda dari candi
sari, namun kondisinya tidak begitu bagus. Banyak reruntuhan yang
tidak terekonstruksi secara sempurna. Diperkirakan ada banyak bagian
yang hilang dari Candi Gunung Wukir ini. Jika dilihat dari
reruntuhannya, kompleks candi ini memiliki luas 50m x 50m.
Berdasarkan jenis batuan yang digunakan, yakni batu andesit, maka
perkiraan umur dari cand ini adalah 732 tahun. Diantara reruntuhan
tua tersebut ditemukan juga rasasti canggal, altar yoni, ptung lingga
dan patung Andini (lembu betina).
13.Candi
Asu – Magelang, Jawa Tengah
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Asu
Candi
Asu. (id.wikipedia.org)
Candi
Asu merupakan candi hindu di indonesia yang juga berada di Magelang,
tepatnya di kelurahan Sengi, kecamatan Dukun. Letak candi ini tidak
jauh dari Candi Ngawen, yakni hanya sekitar 11 km ke arah utara.
Sedangkan disekitar candi Asu juga terdapat candi hindu lainnya yakni
Candi Pendem dan Candi Lumbung. Asal muasal nama Asu sendiri berasal
dari penamaan warga sekitar terhadap salah satu patung yang berada di
candi tersebut. Karena bentuknya sekilas seperti anjing maka
dinamakan asu. Padahal itu adalah patung Anandi yang merupakan lembu
betina tunggangan Dewa Siwa.
Sedangkan
untuk penamaan Candi Lumbung karena dahulu kala, candi tersebut
dipercaya sebagai lumbung atau tempat menyimpan padi. Sehingga candi
tersebut dinamakan Candi Lumbung. Sedangkan untuk Candi Pendhem
dilihat dari posisinya yang terbenam ke dalam tanah. Maka warga
sekitar sepakat menamakannya Candi Pendhem. Ketiga candi tersebut
menghada ke barat dengan masing-masing adalah candi kecil. Letak dari
candi tersebut adalah di bagian tepi sungai Pabean, dekat lereng
Merapi. Selain Candi Asu, di areal kompleks tersebut ditemukan juga
dua prasasti, yakni prasasti Sri Manggala I dan Sri Manggala II.
14.Candi
Sambisari – Sleman, Yogyakarta
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Sambisari
Candi
Sambisari.
Candi
sambisari termasuk candi hindu di Indonesia yang tergolong unik.
Betuk dari candi yang berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman,
Yogyakarta ini berbentuk seperti puzzle. Dimana bagian dar
bangunannya menyerupai balok-balok bagian batu yang tertimbun
reruntuhan batu vulkanik akibat letusan gunung Merapi pada abad
ke-11. Keberadaan candi ini diketahui pertama kali pada tahun 1966
oleh petani desa Sambisari. Letak dari batuan candi ini berada di
kedalaman 6,5 meter dari permukaan tanah. Sehingga saat itu dilakukan
penggalian untuk menemukan reruntuhan candi Sambisari.
Secara
fisik, luas kompleks Candi Sambisari berukuran 50 m x 48 m. Pada
bagian luar candi dikelilingi oleh tembok batu berderet membentuk
bidang kotak. Kemudian di bagian tengahnya terdapat tiga candi
perwara atau candi pendamping dan satu candi utama. Di bagian dinding
batu tersebut terdapat beberapa relief berukirkan patung-patung
bernuansa hidu. Di bagian utara ada patung Durga, di bagian selatan
ada patung Agastya, di bagian timur ada patung Ganesha, sedangkan di
bagian barat terdapat dua patung penjaga, yakni patung Mahakala dan
Nandiswara. Dibagian candi utama terdapat lingga dan yoni yang
berukuran cukup besar.
15.Candi
Jago – Malang, Jawa Timur
Candi
Hindu di Indonesia - Candi Jago
Candi
Jago.
Candi
Jago merupakan candi hindu yang berada di Tumpang, Malang, Jawa
Timur. Menurut penelitian, candi ini didirikan pada abad ke-13 masehi
pada masa kerajaan Songosari. Bagian atap dari candi ini rusak
sebagian, konon kerusakan tersebut diakibatkan oleh sambaran petir.
Dalam dinding candi Jago terdapat dua cerita relief yang menjadi
dasar pendirian candi, yakni relief Kunjakarna dan Pancatantra.
Dimana kisah tersebut bercerita tentang kisah-kisah fabel, pencarian
dewa dan juga pernikahan Arjuna dengan Dewi Suparba.
Selain
relief-relief, dibagian tengah candi terdaapt prasasti Arca Manjusri.
Dimana dalam isi prasasti tersebut diungkapkan tentang pembangunan
candi tersebut. Mulanya candi ini didirikan oleh Raja Kertanegara
untuk memberi penghormatan pada ayahnya Raja Wisnuwardana. Kemudian
raja berikutnya, yakni Raja Adityawarman meneruskan pembangunannya
dengan menambahkan Arca Manjusri di tengahnya. Di candi ini juga
terdapat beberapa cerita tentang Budha, kemungkinan ini adalah
pengaruh dari agama budah yang merupakan agama baru yang menyebar ke
Singosari.
Candi
peninggalan agama Budha dapat diidentifikasi dari beberapa ciri yang
membedakannya dengan candi Hindu. Ciri-ciri tersebut dapat kita lihat
mulai dari adanya stupa pada puncak candi, terdapatnya arca Budha,
adanya relief yang mengkisahkan ajaran Budha, dan bentuk bangunannya
yang bertingkat.
CANDI PENINGGALAN AGAMA BUDHA
-
Candi Borobudur Candi Borobudur adalah candi peningalan agama Budha yang sudah tersohor sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Candi ini terletak di Magelang, Jawa Tengah tepatnya berada 100 km arah Barat Daya kota Semarang atau 40 km arah Barat Laut kota Yogyakarta. Candi yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 800-an Masehi pada masa wangsa Sailendra dari kerajaan Mataram ini berbentuk punden berundak dengan 9 tingkatan, dimana 6 tingkat bagian bawah berbentuk bujur sangkar, sedang 3 tingkat di atasnya berbentuk bundar.
-
Candi Mendut Candi peninggalan agama Budha selanjutnya adalah Candi Mendut. Candi ini terletak di Kecamatan Mungkid, Magelang-Jawa Tengah.Candi Mendut diperkirakan dibuat pada 824 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Indra di dinasti Syailendra. Arkeolog Belanda, J.G. de Carparislah yang menemukan jejak keberadaan candi ini pertama kali pada tahun 1908. Candi Peninggalan Agama Budha
-
Candi Ngawen Candi Ngawen merupakan sebuah candi Budha yang terletak di desa Ngawen, Muntilan, Magelang. Berdasarkan perkiraan, candi Ngawen dibangun pada masa kekuasaan wangsa Syailendra atas Kerajaan Mataram Kuno.J.G. de Carparislah, seorang arkeolog Belanda meyakini jika candi Ngawen ini adalah candi yang disebutkan dalam prasasti Karang Tengah sebagai candi suci bernama veluvana. Candi Peninggalan Agama Budha
-
Candi Lumbung Candi Lumbung terletak di kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, tepatnya berada di sebelah candi Bubrah. Berdasarkan perkiraan, candi ini dibuat pada abad ke-9 Masehi di masa Kerajaan Mataram Kuno.Candi Lumbung adalah kumpulan dari suatu kompleks candi utama bertema candi Buddha yang cukup banyak dikunjungi para wisatawan mancanegara. Candi Peninggalan Agama Budha
-
Candi Banyunibo Candi Banyunibo adalah candi peninggalan agama Budha yang berdiri kokoh tidak jauh dari kompleks Candi Ratu Boko.
Candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke 9 Masehi ini memiliki sebuah stupa di bagian atasnya yang merupakan ciri khas dari candi bercorak Budha. Candi Peninggalan Agama Budha
-
Candi Muara Takus Candi Muara Takus merupakan satu-satunya candi peninggalan agama Budha yang berada di luar Jawa. Candi ini terletak di desa Muara Takus, Riau-Indonesia, tepatnya berada 134 km arah Barat kota Pekanbaru.Di dalam kompleks candi ini, terdapat pula bangunan Candi Bungsu, Candi Tua, dan Mahligai Stupa. Bahan utama pembuatan bangunan candi ini ternyata berbeda dengan candi-candi yang ada di Pulau Jawa. Ia terbuat dari bahan batu sungai, batu pasir, dan batu bata. Candi Peninggalan Agama Budha
-
Candi Brahu Candi Brahu adalah candi peninggalan agama Budha yang pada masa lampau digunakan sebagai tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Kerajaan Brawijaya. Dalam prasasti Alasantan, candi yang didirikan pada abad 10 Masehi ini disebut sebagai bangunan suci umat Budha.Kendati demikian tak seperti candi-candi peninggalan agama Budha lainnya, candi ini tidak dilengkapi satu stupa-pun dalam bangunannya. Candi Peninggalan Agama Budha
-
Candi Sewu
Candi Sewu adalah candi Buddha
yang berada di dalam kompleks candi Prambanan (hanya beberapa ratus
meter dari candi utama Roro Jonggrang).
Candi Sewu (seribu) ini
diperkirakan dibangun
pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 –
784). Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah
candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi
bercorak Hindu.
Menurut legenda rakyat
setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat oleh seorang
tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam
saja, sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang.
Namun keinginannya itu gagal karena pada saat fajar menyingsing,
jumlahnya masih kurang satu.
-
Candi Sumberawan
Candi Sumberawan hanya berupa
sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang. Dengan jarak
sekitar 6 km dari Candi Singosari.
Candi ini Merupakan peninggalan
Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Candi Sumberawan terletak di
desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, +/- 6 Km, di
sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu
andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada
ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di
sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga
yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi
Rawan. Ciri-cirinya:
Candi ini terdiri dari kaki
dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat
selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas
kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan
lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedang bagian
atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.
-
Kompleks Percandian Batujaya
candi_batujaya
Kompleks Percandian Batujaya
adalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandian Buddha kuna yang
terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten
Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena
terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.
Cirri-cirinya:
Dari segi kualitas, candi di
situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana layaknya
sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut
ditemukan hanya di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa
bangunan di situs Candi Blandongan.
Candi-candi yang sebagian
besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit (juga
disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata
candi-candi ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan
yang sama