Mata Pelajaran Sekolah Kamu

MAKALAH DIABETES MELITUS DALAM KEPERAWATAN

TINJAUAN TEORI
1.1  Definisi
Diabetes militus adalah suatu sindrom gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat defisiensi sekresi insulin. Diabetes merupakan faktor risiko berbagai penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke. (Rumahorbo, 2014)
Faktor pemicu tingginya angka penyakit pada DM 1 adalah lantaran  anak-anak sekarang banyak makan makanan yang tidak sehat, mengandung tinggi gula, dan kurang bergerak atau berolaraga. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan kebiasaan makan serta aktivitas fisik anak dirumah dan sekolah, selain itu orang tua mesti teliti memperhatikan perkembangan berat badan anak-anaknya.(Susilo, 2011)
Sedangkan sebagaian besar kasus DM tipe 2 disebabkan oleh faktor keturunan. Namun faktor keturunan hanya menumbang resiko 5%. Kecenderungan yang terjadi adalah karena peningkatan berat badan atau mengalami kegemukan akibat gaya hidup yang tidak teratur. Faktor gaya hidup yang tidak sehat inilah yang memicu DM. (Susilo, 2011)

1.2  Klasifikasi
1        Klasifikasi Klinis:
a.       Diabetes tipe 1
Merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel β pankreas sehingga timbul difisiensi insulin absolut. Pada DM tipe 1 sisitem imun tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel – sel penghasil insulin yang terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa yang memicu terjadinya kejadian autoimun ini, namum bukti – bukti yang ada menunjukkan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu bereperan dalam prosesnya, Sekitar 70 – 90% sel β hancur sebelum timbul gejala klinis. Pasien DM tipe 1 harus menggunakan injeksi insulin dan menjalankan diet secara ketat.(baradero, 2009)
b.         Diabetes tipe 2
Diabetes tipe ini merupakan bentuk diabetes yang paling umum. Penyebabnya bervariasi mulai dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.(baradero, 2009)
c.         Diabetes tipe lain (baradero, 2009)
1)        Defek genetik fungsi sel beta
2)        Defek genetik kerja insulin
3)        Penyakit eksokrin pankreas
4)        Infeksi
d.         Diabetes gestational
Diabetes ini diesebabkan karena terjadi resistensi insulin selama kehamilan dan biasanya kerja insulin akan kembali normal setelah melahirkan(baradero, 2009)




1.3 Etiologi
Penyakit DM secara umum disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat obat tertentu.Selain itu, DM disebabkan oleh tidak cukupnya hormon insulin yang dihasilkan pancreas untuk menetralkan gula darah dalam tubuh.Hormon insulin berguna untuk memproses zat gula atau glukosa yang berasal dari makanan dan minuman yang anda konsumsi. Berikut faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang beresiko terkena DM(susilo, 2011)
1)        Faktor Keturunan
Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular
2)        Obesitas
Termasuk hal yang menyebabkan terjadinya DM, Jadi kelebihan kalori dapat menyebabkan seseorang menjadi kegemukan
3)        Hipertensi
Penyakit hipertensi sangat berbahaya bagi kesehatan. Dengan tingginya kadar lemak dalam darah sensitifitas darah terhadap insulin menjadi sangat rendah.
4)        Angka Triglycerid
Triglycerid adalah salah satu jenis molekul lemak yang tinggi. Tinggi nya kadar triglyceride akan mempengaruhi senstifitas insulin, hal ini akan memicu terjadinya DM
5)        Level Koleseterol yang tinggi
Diabetes yg tidak terontrol dengan kadar glukosa yg tinggi cenderung meningktkan kadar kolestrol dan trigliserida dalam tubuh. Kolestrol LDL pada penderita diabetes lebih ganas krn bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil,sehingga sagat muda masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yg lebih dalam.
6)        Mengkonsumsi Makanan Instan
Kandungan dalam makanan instan bila dikonsumsi secara terus menerus dan tidak diimbangi dengan pola hidup yg sehat akan menyebabkan terganggu nya kesehatan,seperti kegemukan,tingginya kolestrol dan lain-lain.Inilah yg memicu terganggu metabolisme dan tubuh termasuk sensitifitas isulin yg menyebabkan DM.
7)        Merokok dan Stress
Rokok mengandung nikotin. Nikotin menyebar dalam darah akan memengaruhi seluruh kerja organ tubuh,darah yg teracuni nikotin akan menyebabkan sensitifitas insulin terganggu. Stress yg berlangsung terus menerus akan menyebabkan terjadi kandungan racun yg melimpah didalam tubuh. Inilah yg kemudian mengacaukan metabolisme tubuh sehingga sensitiftas insulin pun terganggu.
8)        Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
Didalam karbohidrat ini terdapat banyak zat gula yg akan memicu pertambahan kadar gula darah.
9)        Kerusakan pada sel pancreas, DM terjadi jika pancreas tidak berfungsi semestinya. Biasanya pancreas menhgasilkan insulin tetapi jika pancreas berhenti menghasilkan insulin penyakit DM akan terjadi.

1.5 Tanda Diabetes Melitus
Beberapa tanda dari diabetes :
1.    Takikadia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas. Letargi/disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot
2.    Takikardia. Perubahan tekanan darah postural;hipertensi. Nadi yang menurun. Distremia. Krekels;DVJ. Kulit panas, kering dan kemerahan
3.    Ansietas,peka rangsang
4.    Urine encer , pucat , kuning; poliuri. Urin berkabut , bau busuk.abdomen keras . Bising usus lemah dan menurun
5.    Kulit kering , turgor jelek. Kekakuan , muntah. Pembesaran tyroid. Bauhalitosis , bau buah
6.    Disorientasi; mengantuk, letargi , koma. Gangguan memori; kacaumental. Reflek tendon dalam menurun. Aktivitas kejang
7.    Wajah meringis dengan palpatasi;tampak sangat berhati-hati
8.    Lapar udara. Batuk, dengan/tanpa sputum purulen. Frekuensi pernafasan
9.    Demam,daifreose. Kulit rusak,lesi. Menurunnya kekuatan umum/tentanggerak. Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan (doenges, 2000)

1.6 Gejala Diabetes Melitus
Beberapa gejala dari diabetes :
1.       Lemah,letih,sulit bergerak/berjalan. Kram otot, tonus otot menurun.Gangguan tidur atau istirahat
2.    Adanya riwayat hipertensiyang akut.Kludikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
3.    Stresstergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungandengan kondisi
4.    Perubahan pola berkemih,nokturia. Rasa nyeri terbakar, kesulitan berkemih, ISK. Nyeri tekan abdomen. Diare
5.    Hilang nafsu makan. Mual mutah. Tidak mengikuti diet; peningkatanmasukan glukosa. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari atau minggu. Haus
6.    Pusing. Sakit kepala. Kesemutan. Kebas kelemahan pada otot, parestesia. Gangguan penglihatan
7.    Abdomen yang tegang/nyeri
8.    Merasa kekurangan oksigen, batuk, deangan/tanpa sputum purulen.
9.    Kulit kering,gatal,ulkus kulit
10.    Rebas vagina. Masalah impoten pada pria;kesulitan orgasme pada wanita
11.    Faktor resiko keluarga;DM, penyakit jantung, stroke,hipertensi.Penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik;dilantin dan fenobarbital (doenges, 2000)

1.7 KOMPLIKASI   
Berbagai komplikasi yang dapat berkembang pada diabetes baik yang bersifat akut maupun kronik :
a.       Komplikasi akut
Ada tiga komplikasi akut pada DM yang penting dan berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek
1)      Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu kondisi yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah rendah. Kadar glukosa turun dibawah 50 mg/dl.Gejala hipoglikemia dapat dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu gejala adrenergic dan gejal sistem saraf pusat. Hipoglikemi dapat dikelompokkan menjadi ringan, sedang dan berat
Hipoglikemi ringan diagnosis ketika kadar glukosa darah 50 mg/dl yang akan merangsang sistem ssimpatis dimana terjadi perangsangan adrenalin sehingga seperti tremor, takikardia, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
Hiplogikemia sedang didiagnosis ketika terjadi penurunan kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl kondisi ini menyebabkan sel-sel otak tidak cukup mendapatkan glukosa sehingga menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat.
Tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo,bingung, penurunan daya ingat,mti rasa didaerah bibir serta lidah,bicara rero,gerakan tidak terkoordinasi,perubahan emosional,perilaku tidak rasional.
Hipoglikemia berat didiagnosis bila kadar glukosa darah kurang dari 40mg/dl gejala dapat mencaku gangguan perilaku seperti disorientasi,serangan kejang,sulit dibangunkan atau bahkan kehilangan kesadaran.
2)      Diabetes ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukup jumlah insulin yg nyata.Keadaan ini mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat protein dan lemak. Ada 3 gambaran klinik yg penting pada ketoasidosis,yaitu terjadinya dehidrasi,kehilangan elektrolit dan asidosis
3)      Syndrom hypergliemia hyperrosmolar non ketotik
merupakan keadaan yg didominasi oleh hyperosmolaritas dan hyperglikemia yg disertai perubahan tingkat kesdaran. keadaan hyperglikemia persistem menyebabkan diuresis osmotic sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit.(rumahorbo, 2014)

1.8 Penatalaksanaan
Ada empat pilar pelaksanaan diabetes militus yaitu edukasi, terapi gizi, olaraga, dan obat
1.    Edukasi
Perubahan perilaku sangat dibutuhkan agar mendapatkan hasil pengelolaan diabetes yang optimal. Supaya perubhan perilaku berhasil, dibutuhkan edukasi yang komphrensif dan upaya peningkatan motivasi. Perubahan perilaku bertujuan agar penyandang diabetes dapat menjalani pola hidup sehat. Beberaa perubahan perilaku yang diharapkan seperti mengikuti pola makan sehat, meningkatkan kesehatan jasmani, menggunakan obat diabetes, dan obat – obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur, melakukan pemantauan glukosa darah mandiri, dan memanfaatkan data yang ada, melakukan perawatan kaki secara berkala, memiliki kemampuan untuk mengenal dan dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat, mempunyai ketrampilan mengatasi masalah yang sederhana dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes.
2.    Terapi gizi medis
Pada umumnya, diet untuk penderita diabetes diatur berdasarkan 3j yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Faktor – faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain jenis kelmain, umur, aktivitas fisik, dan berat badan Penentuan statys gizi dapat menggunakan indeks massa tubuh
a.         Cara perhitungan IMT
Indeks massa tubuh dibgai menjadi beberapa klasifikasi dengan cara menghitung sebagai berikut:

BB                  
                                          TB (dalam m2)
No
Klasifikasi
IMT
 1
BB kurang
< 18,5
 2
BB normal
                18,5 – 22,9
 3
BB lebih
> 23

Dengan resiko
                  23 – 24,9

Obes 1
  25 – 29,9

Obes II
> 30

b.              Penentuan status gizi berdasarkan rumus baca
      Pertama – tama dilakukan perhitungan berat badan ideal dengan                        Denganrumus berikut:
(TB cm – 100 )-10%
       Perhitungan status gizi pada laki – laki dengan tinggi < 160 cm dan seseorang dengan tinggi <150 10="" :="" bbi="" dari="" dihitung="" dikurang="" penentuan="" span="" status="" tidak="">
(BB aktual : BB ideal) x 100 %
No
Klasifikasi
Relative Body Weight
1
BB kurang
BB < 90 % BBI
2
BB normal
BB 90 – 110 % BBI
3
BB lebih
BB 110 – 120 % BBI
4
Gemuk
BB >120 % BBI

c.              Penentuan kebutuhan kalori per hari
1)   Kebutuhan basal
                                                               i.      Laki – laki : BBI x 30
                                                             ii.      Perempuan : BBI X 25
2)   Koreksi atau penyesuaian
a)             Umur diatas 40 tahun : -5 %
b)             Aktivitas ringan : + 10 %
c)             Aktivitas sedang : + 20 %
d)             Aktivitas berat : + 30 %
e)             Berat badan gemuk :  - 20 %
f)               Berat badan lebih : - 10 %
g)             Stress metabolik : + 10 – 30 %
h)             Kehamilan trismeter 1 dan 2 : + 300
i)               Kehamilan trismeter : + 500
Penyandang diabetes juga dapat mengidap penyakit lain, maka pola
makan disesuaikan dengna penyakit penyertanya. Komposisi makanan
yang dianjurkan terdiri atas beberapa unsur gizi penting yaitu :        
a.    Karbohidrat
1)        Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65 total asupan energi
2)        Pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak dianjurkan
3)        Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi
4)        Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarganya
5)        Sukros tidak boleh lebih dari 5 % total asupan energi
6)        Pemanis alternatif digunakan sebgai pengganti gula
7)        Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidra dalam sehari
b.      Lemak
1)   Asupan lemak dianjurkan 20 – 25 % kebutuhan kalori, tidak diperkenankan melebihi 30 %
2)   Lemak jenuh < 7 %
3)   Lemak tidak jenuh ganda < 10 % selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal
4)   Bahkan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans
5)   Anjurkan konsumsi kolestrol < 300 mg/hari
c.       Protein
1)   Dibutuhkan sebesar 10 – 20 %
2)   Sumber protein yang baik adalah ikan, udang , cumi , daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, prosuk susu rendah lemak, kacang – kacangan, tempe, tahu
3)   Pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10 % dari kebutuhan energi
d.   Natrium
1)   Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6 – 7 g garam dapur
2)   Mereka yang hiperteni, pembatasan natrium sampai 2400 mg atau garam dapur
3)   Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit
e.    Serat
1)   Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan mengkonsumsi cukup serat dari kacang – kacangan, buah dan syauran serta sumber karbohidrat yang tinggi serta. Oleh karena mengandung vitamin, mineral, serat dan bahan lain yang baik untuk kesehtan
2)   Anjuran konsumsi serat adalah ±25 g/1000 kkal/hari
f.        Pemanis alternatif
1)   Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis bergizi dan tak bergizi termasuk pemanis bergizi adalah gula alkohol dan fruktos
2)   Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, dll
3)   Penggunaan pemanis bergiziz perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehat
4)   Fruktosa tidak dianjurkan penggunaannya bagi penyandang diabetes karena efek samping pada lemak darah
5)   Pemanis tak bergizi termasuk aspartam, sakarin, acessulfame potasium dll
6)   Pemanis alternatif penggunaannya tidak akan mengganggu kesehatan sepanjang tidak melebihi batas aman
1.      Olahraga
Olaraga selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas inulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Prinsip olaraga pada pasien Dm adalah CRIPE, yaitu sebagai berikut
1)      Continous
Latihan harus berkesinambungan secara terus menerus tanpa berhenti dalam waktu tertentu, contohnya Berlari, istirahat, lalu mulai berlalri lagi.
2)      Rhytmical
Olaraga harus dipilih yang berirama yaitu otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur. Contohnya jalan kaki, berlari dan berenang
3)      Interval
Latihan dilakukan secra berselang – seling antara gerak lambat dan cepat. Contohnya lari dapat diselingi jalan biasa
4)      Progressif
Latihan dilakukan meningkat secara bertahap sesuai kemampuan dari ringan sampai sedang hingga mencapai 30 – 60 menit dan intensitas latihan mencapai 60 – 70% maksimum heart rate. Sementara frekuensi latihan dilakukan 3 – 5 kali perminggu
5)      Endurance
Latihan harus ditujukan pada latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan pernafasan dan jantung. Hal ini dipenuhi oleh olaraga seperti jalan kaki, berenang, berlari

 
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Data bergantung pada berat dan lamanya ketidakseimbangan metabolik dan pengaruh pada fungsi organ

AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : Lemah,letih,sulit bergerak/berjalan. Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur atau istirahat
Tanda :Takikadia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas. Letargi/disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot
SIRKULASI
Gejala : Adanya riwayat hipertensi;yang akut.Kludikasi, kebas dan kesemutanpada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural;hipertensi. Nadi yang menurun. Distremia. Krekels;DVJ. Kulit panas, kering dan kemerahan
INTEGRITAS EGO
Gejala : Stress;tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas,peka rangsang
ELIMINASI
Gejala :Perubahan pola berkemih,nokturia. Rasa nyeri terbakar, kesulitanberkemih, ISK. Nyeri tekan abdomen. Diare
Tanda :  Urine encer , pucat , kuning; poliuri. Urin berkabut , bau busuk. abdomen keras . Bising usus lemah dan menurun
MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual mutah. Tidak mengikuti diet; peningkatan
masukan glukosa. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapahari atau minggu.Haus

Tanda : Kulit kering , turgor jelek. Kekakuan , muntah. Pembesaran tyroid. Bauhalitosis , bau buah
NEURO SENSORI
Gejala : Pusing. Sakit kepala. Kesemutan. Kebas kelemahan pada otot, parestesia.gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi; mengantuk, letargi , koma. Gangguan memori; kacau                mental. Reflek tendon dalam menurun. Aktivitas kejang
NYERI/KENYAMANAN
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri
Tanda : Wajah meringis dengan palpatasi;tampak sangat berhati-hati
PERNAFASAN
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk, deangan/tanpa sputum purulen.
Tanda : Lapar udara. Batuk, dengan/tanpa sputum purulen. Frekuensi pernafasan
KEAMANAN
Gejala : Kulit kering,gatal,ulkus kulit
Tanda : Demam,daifreose. Kulit rusak,lesi. Menurunnya kekuatan umum/tentanggerak. Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan
SEKSUALITAS
Gejala : Rebas vagina. Masalah impoten pada pria;kesulitan orgasme pada wanita
PENYULUHAN
Gejala : Faktor resiko keluarga;DM, penyakit jantung,stroke,hipertensi.       Penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik;dilantin dan fenobarbital (doenges, 2000)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Glukosa darah : Meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
Asetan plasma : Positif secar mencolok
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kadar kolestrol meningkat
Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/I
Elektrolit
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium : Normal atau peningkatan semu, selanjutnya akan menurun
Fosfor : Lebih sering menurun

Hemoglobin glikosilat : Kadranya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir dan karenanya sangat bermanfaat dalammembedakan DKA dengan kontrol yang adekuat versusDKA yang berhubungan dengan insiden
Gas darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
dengan komponen alkalosis respiratorik
Trombosit darah : Ht mungkin meningkat;leukositosis, hemokonsentrasimerupakan respon terhadap stres pada infeksi
Ureum : Mungkin meningkat atau normal
Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis
                        akut sebagai penyebab dari DKA
Insulin darah : Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada atau normal sampaitinggi yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ganggaun dalampenggunaannya. Resisten insulin dapat berkembang sekunderterhadappembentukan antibodi
Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapatmeningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin
Urine : Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat
Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
                                    pernafasan dan infeksi pada luka(doenges, 2000)

2.2Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1.      Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidak seimbangan cairan (dehidrasi).
2.      Keletihan yang berhubungan dengan kondisi fisiologis (malnutrisi) .
3.      Defisit nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme.
4.      Resiko tinggi infeksi yang berhubungan glukosa darah yang tinggi.
5.      Defisit pengetahuan tentang penyakit DM, obat serta efek dan efek samping, ketrampilan perawatan diri, diet, aktivitas yang berhubungan dengan tidak ada informasi baru tentang DM, serta pengobatannya.
6.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan internal : kondisi gangguan metabolic
7.      Ansietas/ kecemasan berhubungan dengan: perubahan, infeksi, krisis maturasi, krisis situasional, stress, ancaman, kebutuhan yang tidak dipenuhi
8.      Resiko ketidakseimbangan elektrolit dengan faktor resiko : defisiensi volume cairan, diare, disfusi endokrin, gangguan mekanisme regulasi, muntah
9.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan membran alveolan/kapiler, ventilasi perfusi
10.  Mual berhubungan dengan biofisik : gangguan biokimia (ketoasidosis diabetic)
11.  Penurunan curah jantung berhubungan dengan : perubahan afterload, perubahan kontraktilitas, perubahan frekuensi jantung, perubahan prelod, perubahan irama, perubahan volume sekuncup
12.  Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan masa otot , penurunan kekuatan otot
13.  Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
14.  Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit (ulkus diabetikum)
15.  Inkontinensia urine refleks berhubungan dengan : gangguan neurologis diatas lokasi pusat mikturisi kontinal, gangguan neurologis diatas lokasi pusat mikturisi sacral
16.  Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dengan faktor resiko DM
17.  Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak dengan faktor resiko : embolisme, hipertensi
18.  Diare berhubungan dengan faktor fisiologis : malabsorbsi
19.  Resiko syok dengan faktor resiko hipovolemia
20.  Konstipasi berhubungan dengan gangguan neurologis
21.  Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit (DM)
22.  Resiko mata kering dengan faktor resiko penyakit DM (PPNI, 2016)

2.3 Intervensi
Diagnosa 1 :Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidak seimbangan cairan (dehidrasi).

Tujuan
Intrevensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tercapai keseimbangan cairan
Kriteria Hasil:
1.    Tekanan darah dalam batas normal
2.    Denyut nadi radial dalam batas normal
3.    Tekanan arteri dalam batas normal
4.    Tekanan vena sentral dalam batas normal
5.    Pulmonal wedge pressure dalam batas normal
6.    Denyut nadi perifer dalam batas normal
7.    Terdapat keseimbangan input dan output dalam 24 jam
8.    Berat badan stabil
9.    Turgor kulit dalam batas normal
1.         pantau tanda tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
1.     Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia
2.         pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul atau pernafasan yang berbau keton.



2.    Paru-paru mengeluarkan asama karbonat melalui pernafasan yang menghasilka kompensasi alkalosis respiratoris terhadap keadaan ketoasis dosis .
3.         Frekuesi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas dan adanya periode abnea dan munculnya sianosis.


3.    Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi pernafasan; dangkal, pernafasan cepat; dan munculnya sianosis mungkin merupakan indikasi dar kelelahan prnafasan.
4.         Suhu, warna kulit atau kelembabannya





4.    Meskipu demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering yang mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi
5.         Kaji nadi perifer, pengsian
5.    Merupakan indikator dari
6.          kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa
6.     tingkat dehidrasi

7.         Pantau masukan dan pengeuaran, catat berat jenis urine


7.    Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
8.         Ukur berat badan setiap hari




8.    Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti
9.         Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml per hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan
9.    Memperthankan hidrasi atau volume sirkulasi





10.     Tingkatkan lingkngan yang dapat menimbulkan rasa nyaman.


10.             Menghindari pemanasan yang berlebihan terhadap pasien lebih lanjut akan dapat menimbulkan kehilangan cairan
11.     Kaji adanya perubahan mental


11.    Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi atau yang rendah
12.     Catat hal hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah
12.    Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung yang sering kali akan menimbulkan muntah dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan atau elektrolit

Diagnosa 2 :Keletihan yang berhubungan dengan kondisi fisiologis (malnutrisi) .
Tujuan
Intrevensi
Rasional
Setelah silakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat keletihan berkurang
Kriteria Hasil:
1.    Tidak terdapat kelelahan
2.    Tidak terdapat kelemahan
3.    Tidak terdapat penurunan mood
4.    Tidak terdapat kehilangan nafsu makan
5.    Tidak terdapat penurunan libido
6.    Tidak terdapat kerusakan konsentrasi
7.    Tidak terdapat penurunan motivasi
Tidak terdapat sakit kepala
1.      Diskusikan dengan paisen kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan
1.      Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah

2.      Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat yang cuku/tanpa diganggu
2.      Mencegah kelelahan yang berlebihan

3.      Pantaunadi,frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah aktivitas
3.      Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis
4.      Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya

4.      Pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan
5.      Tingkatkan partisispasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari – hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi
5.    Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien


Diagnosa 3 :Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme.
Tujuan
Intrevensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan status nutrisi adekuat
Kriteria Hasil:
1.        Intake nutrisi baik
2.        Intake makanan baik
3.        Asupan cairan cukup
4.        Energi meningkat
5.        Berat badan normal
6.        Hidrasi adekuat
1.    Timbang berat badan setiap hari

1.     Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
2.     Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien
2.     Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpanan dari kebutuhan terapeutik
3.    Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi
3.     Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas


4.     Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan melalui oral
4.     Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastroinstetinal baik


5.     Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan etnik


5.    Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerja sama ini dapat diupayakan setelah pulang
6.    Libatkan keluarga pasien pada
6.    Meningkatkan rasa
7.     perencanaan makan ini sesuai dengan indikasi


7.    keterlibatannya;memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien

Diagnosa 4 : Resiko tinggi infeksi yang berhubungan glukosa darah yang tinggi

Tujuan
Intrevensi
Rasional
Setelah dilakuakan tindakan keperawatan, resiko terjadinya proses infeksi terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :
1.    Berusaha mencari informasi terbaru tentang cara mengontrol infeksi
2.    Mengidentifikasi faktor resiko terjadinya infeksi
3.    Tingkat pengetahuan tentang faktor resiko terjadinya infeksi
4.    Tingkat pengethuan tentang perilaku yang berhubungn dengan resiko terjadinya infeksi

1.      Observasi tanda – tanda infeksi dan peradangan, seperti demam, kemerahan adanya pus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh dan berkabut
1.         Pasien masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokimial
2.     Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri
2.     Mencegah timbulnya infeksi silang 

3.     Pertahankan teknikaseptik pada prosedur invasif, pemberian obat intravena dan memberikan perawatan pemeliharaan. Lakukan pengobatan melalui IV sesuai indikasi
3.     Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman

4.     Pasang kateter atau lakukan keperawatan perineal dengan baik. Ajarkan pasien wanita untuk memebersihkan daerah perinealnya dari depan kearah belakang setelah eliminasi
4.Mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih. Pasien koma mungkin memiliki resiko yang khusus jika terjadi retensi urin pada saat awal dirawat

Kolaborasi
1.     Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesuai dengan indikasi.


1.    Untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih atau memberikan terapi antibiotik yang terbaik

2. Berikan obat antibiotik yang sesuai
2. Penangannan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis

Diagnosa 5: Defisit pengetahuan tentang penyakit DM, obat serta efek dan efek samping, ketrampilan perawatan diri, diet, aktivitas yang berhubungan dengan tidak ada informasi baru tentang DM, serta pengobatannya
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan meningkatkan pengetahuan kepada klien
1.     Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien
1.    Menanggapi dan memperhatikanperlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar

Kriteria Hasil:
1.    Mengungkapkan pemhaman tentang penyakit
2.    Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala dgn proses penyakit yang dihubungkan gejala ddengan faktor penyebab
3.    Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan halusinasi
4.    Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan
2.     Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan

Partisipasi dalam perencanaanmeningkatkan antusias dan kerja sama pasien dengan prinsip – prinsip yang dipelajari

3.     Pilih berbagai strategi belajar seperti teknik demonstrasi yang memerlukan ketrampilan dan biarkan pasien mendemonstrasikan ulang, gabungkan ketrampilan baru ini ke dalam rutinitas rumah sakit sehari – hari

Penggunaan cara yang berbeda tentang mengakses informasi meningkatkan penerapan pada individu yang belajar

4.     Diskusikan topik-topik utama, seperti; Apakh kadar glukosa norma dan bagaimana hal tersebut dibandingan dengan kadar gula darah pasien, tipe Dm yang dialami pasien, hubungan dengan kekurangan insulin dengan kadar gula darah yang tinggi

Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam memilih gaya hidup

5.     Rasional terjadinya serangan ketoasidosis

Pengetahuan tentang faktor pencetus dapat membantu untuk menghindari kambunya serangan tersebut

6.     Komplikasi penyakit akut dan kronis meliputi gangguan penglihatan, perubahan dalam neorosansori dan kardiovaskuler, perubahan fungsi ginjal/hipertensi

Kesadaran tentang apa yang terjadi memebantu pasien untuk lebih konsisten terhadap perawatannya dan mencegah atau mengurangi awitan komplikasi tersebut

7.     Demonstrasikan cara pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stick dan beri kesempatan pasien untuk mendemonstrasikan kembali. Ilustrasikan pasien untuk pemeriksaan keton urinenya jika glukosa darah lebih tinggi dari 250 mg/dl

Melakukan pemeriksaan gula darah oleh diri sendiri 4 kali atau lebih dalam setiap harinya memungkinkan fleksibilitas dalam perawatan diri, meningkatkan kontrol pada kadar gula darah dengan lebih dekat dan dapat mencegah atau mengurangi perkembangan komplikasi jangka panjang

8.     Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat dan cara untuk melakukan makanan diluar rumah

Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam merencanakan makan atau mentaati program.Serat dapat memperlambat absorsi glukosa yang akan menurunkan fluktuasi kadar gula dalam darah, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada saluran cerna, flatus meningkat, dan mempengaruhiabsorsi vitamin atau mineral.


9.     Tinjau ulang program pengobatan meliputi awitan, puncak dan lamanya dosis insulin yang direpkan, bila disesuaikan dengan pasien/keluarga
Pemahaman tentang semua aspek yang digunakan obat meningkatkan penggunaan yang tepat. Algoritme dosis yang ibuat yang masuk dalam perhitungan dosis obat yang dibuat selama eveluasi rawat inap : jumlah dan jadwal aktivitas fisik biasanya, perencanaan makan. Dengan melibatkan orang terdekat atau sumber untuk pasien

Diagnosa 6 :Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan internal kerusakan metabolic

Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan terdapat perubahan dalam tatus metabolik
Kriteria Hasil
1.        Mengidentifikasi faktor resiko individual
2.        Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan tindakan
3.        Berpartisipasi pada tingkat kemampuan untuk mencegah kerusakan kulit




1.    Periksa kulit dan membran mukosa adanya kemerahan, panas, edema, atau adanya drainase
1.    Kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer, ketidakmampuan untuk merasakan tekanan, imobilisasi, gangguan pengaturan suhu
2.    Amati ekstermitas yang mencakup warna, kehangatan,  pembengkakan, tekstur, edema, dan ulserasi
2.    Daerah ini cenderung terkena radang dan infeksi merupakan rute bagi mikroorganisme patologis untuk masuk ke rongga cranial
3.    Lakukan masase dan lubrikasi pada kulit dengan losion. Lindungi sendi dengan menggunakan bantalan busa, wool, matras pada daerah tumit
3.      Meningkatkan sirkulasi dan melindungi pemukaan kulit, mengurangi terjadinya ulserasi.
4.    Lakukan perubahan posisi sesring mungin ditempat tidur ataupun sewaktu dudk
4.      Meningkatkan sirkulasi pada kulit dan menurangi tekanan pada daerah tulang yang menonjol

5.    Bersihkan dan keringkan kulit khususnya derah – daerah dengan kelembapan tinggi seperti perineum
5.      Kulit yang bersih dan kering tidak akan cenderung mengalami ekskoriasi
6.    Jagalah alat tenun tetap kering dan bebas dari lipatan – lipatan dan kotoran
6.      Mengurangi/mencegah adanya iritasi pada kulit
7.    Anjurkan pasien untuk terus melakukan program latihan
7.      Menstimulasi sirkulasi, meningkatkan nutrsisi sel atau oksigenasi sel dan untuk meningkatkan kesehatan jaringan

8.    Tinggikan ekstremitas bawah secar periodik
8.      Untuk meningkatkan arus balik vena, mengurangi pembentukan edema

9.    Hindari/batasi injeksi dibawah lokasi trauma
9.      Mengurangi sirkulasi dan sensasi yang meningkatkan resiko terjadinya absorpsi, reaksi lokal, dan nekrosis jaringan

10.             Berikan terapi kinetik atau matras
10.  Meningkatkan sirkulasi sistemik dan perifer serta menurunkan tekanan pada kulit, mengurangi kerusakan kulit


Diagnosa 7 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan membran alveolan/kapiler, ventilasi perfusi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan status respirasi :pertukaran gas adekuat
1.      Awasi frekuensi pernafasan dan upayanya. Perhatikan striodor, penggunaan otot bantu,retraksi
1.      Takipnea,dispnea dan perubahan dalam mental dan tanda dini insufisiensi pernafasan dan mungkin hanya indikator terjadinya emboli paru ada tahp awal
Kriteria Hasil:
1.      Meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi
2.      Tekanan oksigen parsial dalam batas normal
3.      Ph arteri dalam batas normal
4.      Saturasi oksigen dalam batas normal
5.      Hasil x-ray dalam batas normal
2.      Auskultasi bunyi nafas perhatikan terjadinya ketidaksamaan, bunyi hiperesonan, juga adanya gemericik ronki dan inspirasi mengorok sesakn nafas
2.      Perubahan dalam / adanya bunyi adventisius menunjukkan terjadinya komplikasi pernafasan
3.      Atasi jaringan cedera dengan lebut, Khususnya selama beberapa hari pertama
3.      Ini dapat mencegah terjadinya emboli lemak yang erat berhubungan dnegan fraktur
4.      Instruksikan dan bantu dalam latihan nafas dalam dan batuk
4.      Meningkatkan ventilasi alveolar dan perfusi
5.      Perhatikan peningkatan kegelisahan, kacau, letargi, stupor
5.      Gangguan pertukaran gas menyebabkan penyimpangan padad tingkat kesadran pasien seperti terjadinya hipoksemia

6.      Observasi sputum untuk tanda adanya darah
6.      Hemodialisa dapat terjadi dengan emboli paru

7.      Inpekis kulit untuk petekie diatas garis puting
7.      Ini adalah karakteristik paling nyata dari tanda emboli lemak

8.      Bantu dalam spirometri insentif
8.      Memaksimalkan ventilasi dan meminimalkan atelektasis

9.      Berikan obat sesuai indikasi: Heparin dosis rendah
9.      Blok siklus pembekuan dan mencegah bertambahnya pembekuan pada adanya tromboflebitis

Diagnosa 8: Ansietas/ kecemasan berhubungan dengan: perubahan, infeksi, krisis maturasi, krisis situasional, stress, ancaman, kebutuhan yang tidak dipenuhi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan tingkat kecemasan berkurang
1.      Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tiba – tiba dan pengetahuan kondisi saat ini
1.      Faktor ini memempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ansietas dan dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO
Kriteria Hasil:
6.      Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
7.      Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
8.      Menggunakan sumber secara efektif
2.      Berikan informasi yang akuran dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan pengelihatan tambahn
2.      Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan/harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan

3.      Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
3.      Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah

4.      Identifikasi sumber
4.      Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah

Diagnosa 9 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang
1.      Sokong kepal dan leher dengan bantal
1.      Kelemahan otot daiakibatkan oleh reseksi otot dan saraf pada struktur leher atau bahu
Kriteria Hasil:
·         Melaporkan nyeri hilang
·         Menunjukkan nyeri hilang dengan menurunnya tegangan dan rileks, tidur dengan tepat
2.      Berikan tindakan nyaman dan aktivitas hiburan
2.      Meningkatkan relaksasi dan membantu pasien memfokuskan perhatian pada sesuatu disamping diri sendiri
·         Menggunakan metode pencegahan untuk mengurangi nyeri
·         Menggunakan metode nonanalgetik untuk menurangi nyeri
3.      Selidiki perubahan karakteristik nyeri. Periksa mulut, jahitan tenggorok untuk trauma baru
3.      Dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi lanjut/intervensi

4.      Catat indikator non verbal dan respon automatik terhadap nyeri
4.      Alat menentukan adanya nyeri, kebutuhan terhadap obat

5.      Obati sebelum aktivitas sesuai indikasi
5.      Dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi dalam program pengobatan

6.      Jadwalkan aktivitas perawatan untuk keseimbangan dengan periode tidur
6.      Mencegah kelelahan dan dapat meningkatkan koping terhadap stress

7.      Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stress
7.      Meningkatkan rasa sehat, dapat menurunkan kebutuhan anlgesik

8.      Berikan irigasi oral, anastesi sprei, dan kumur – kumur
8.      Memperbaiki kenyamanan, miningkatkan penyembuhan, dan menurunkan bau mulut

Diangnosa 10 :  hipertermi berhubungan dengan kerkurangan volume cairan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan panas dapat turun
1.      Pantau suhu pasien; perhatikan menggigil
1.      Suhu 38,9˚ - 41,1˚ C menunjukkan proses penyakit infeksius akut
Kriteria Hasil:
·         Mendemonstrasikan dalam suhu normal
·         Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
2.      Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikais
2.      Suhu ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal

3.      Berikan kompres mandi hangat
3.      Dapat membantu mengurangi demam

4.      Berikan entipiretik
4.      Digunakan untuk menurangi demam dengan aksi sentralnya


DAFTAR PUSTAKA

Baradero. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC.
Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rumahorbo. (2014). Mencegah Diabetes Militus Dengan Perubahan Gaya Hidup. Bogor: In Media.
Susilo. (2011). Cara Mengatasi Kencing Manis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Tandra. (2013). Life Helathy With Diabetes. Yogyakarta: Rapha Publishing.





,