Kata
Pengantar
Pertama
kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat
dan karunia atas dilancarkannya pembuatan makalah ini dan kami ingin
berterima kasih kepada bapak Nurhadi Aldo selaku dosen
Psikologi Industri & Organisasi.
Kami
selaku mahasiswa menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan dan oleh karena itu tidak semua hal bisa dibuat dengan
sempurna dalam makalah ini. Kami hanya berusaha melakukan semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang ada, kami bersedia untuk menerima
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini dan kami harap
makalah ini bisa bermanfaat untuk semua pembaca.
Penyusun
PELATIHAN
DAN PENGEMBANGAN
SUMBER
DAYA MANUSIA
- Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
(training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja
tenaga kerja.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9
undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan
kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada
tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pengembangan
(development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan,
organisasi, lembaga atau instansi pendidikan,
Menurut
(Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah
berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci
dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja)
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan
(Development) mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan
sifat-sifat kepribadian.
Pendapat
Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas penggunaan istilah
pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat bahwa pelatihan dan
pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan
usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan
skill
,
pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.
Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam
pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human
relation)
bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan
pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
- Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Adapun
perbedaan antara pelatihan dan pengembangan menurut (Syafaruddin:2001
:217).
- Pelatihan
Tujuan:
Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini.
Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka pendek.
Orientasi:
Kebutuhan jabatan sekarang.
Efek
terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
- Pengembangan
Tujuan:
Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan
datang.
Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka panjang.
Orientasi:
Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
Efek
terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi
- Jenis Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
(training) adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan
sikap seseorang. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis
pelatihan yang dapat diselenggarakan:
- Pelatihan Keahlian
Pelatihan
keahlian (skill training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai
dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan
atau kekurangan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria
penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian.
- Pelatihan Ulang.
Pelatihan
ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang
berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang
mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.
Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin
computer atau akses internet.
- Pelatihan Lintas Fungsional.
Pelatihan
lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain
dan pekerjan yang ditugaskan.
- Pelatihan Tim.
Pelatihan
tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk
menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
- Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan
kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa
kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan
peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada
penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
- Mengidentifikasi kebutuhanLangkah - Langkah Pelatihan dan Pengembangan
Tujuan Pelatihan dan
Pengembangan
Merencanakan
dan Mengembangkan Program
Pelatihan
dan Pengembangan
Implementasi Progam
Off the Job Training
On the Job Training
Evaluasi dan Monitoring
Adapun
tahap-tahap dalam melaksanakan perencanaan pelatihan dan pengembangan
bagi sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
- Analisisi Kebutuhan Pelatihan (Training need analysis).
Fungsi
Training Need Analysis (TNA) yaitu :
- Mengumpulkan informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja;
- Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context;
- Mendefenisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional;
- Melibatkan stakholders dan membentuk dukungan;
- Memberi data untuk keperluan perencanaan.
- Perencanaan dan Pembuatan Desain Pelatihan.
Keseluruhan
tugas yang harus dilaksanakan pada tahap ini adalah :
- Mengidentifikasi sasaran pembelajaran dari program pelatihan.
- Menetapkan metode yang paling tepat.
- Menetapkan penyelenggara dan dukungan lainnya.
- Memilih dari beraneka ragam media.
- Menetapkan isi.
- Mengidentifikasi alat-alat evaluasi.
- Menyusun urut-urut pelatihan.
- Implementasi Pelatihan.
Tahap
berikutnya untuk membentuk sebuah kegiatan pelatihan yang efektif
adalah implementasi dari program pelatihan. Keberhasilan implementasi
program pelatihan dan pengembangan SDM tergantung pada pemilihan
(selecting)
program untuk memperoleh the
right
people under the right conditions.
Program ini bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu on
the job training dan off the job taining.
- On the job training
On
the job training (OJT) adalah pelatihan pada karyawan untuk
mempelajari bidang pekerjaannya sambil benar – benar
mengerjakannya. Dalam banyak rekrutmen, OJT adalah satu – satunya
jenis pelatihan yang tersedia dan biasanya meliputi karyawan baru
sampai karyawan lama yang sudah berpengalaman.
Beberapa
metode yang dapat digunakan pada on
the job training :
- Job Instruction Training (Latihan Instruktur Pekerjaan)
Salah
satu teknik dalam on the job di mana pelatih (trainer) diberikan
pelatihan terlebih dahulu sebelum trainer tersebut itu memberikan
pelatihan kepada staff. Kelebihan dari metode ini adalah pelatih
telah mendapatkan keahlian tentang cara melatih sehingga pelatihan
dapat dilakukan dengan lebih maksimal. Kelemahan dari metode ini
adalah adanya tambahan biaya untuk melatih para pelatih.
- Job Rotation (Rotasi Pekerjaan)
Tujuan
rotasi kerja adalah memperluas latar belakang karyawan dalam bisnis.
Karyawan berpindah dalam periode tertentu dan diberi pengetahuan
tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda serta praktek berbagai
majam ketrampilan manajerial.
- Apprenticeships / understudy / magang
Apprenticeships
/ understudy / magang merupakan proses belajar dari seseorang
atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan
untuk mengembangkan keahlian perorangan, sehingga para karyawan yang
bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
- Coaching and counseling / bimbingan dan penyuluhan
Dalam
metode ini pengawas diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan
kepada peserta mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan
dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
- Demonstration and example / demonstrasi dan pemberian contoh
Dalam
metode ini pelatih harus memberi contoh/memperagakan cara melakukan
pekerjaan/cara bekerja suatu alat/mesin. Sangat efektif karena
peserta mendapat teori dan praktek secara langsung sehingga
memudahkan transfer belajar.
- Penugasan sementara
Penugasan
Sementara dilakukan dengan cara menempatkan peserta/karyawan pada
posisi manajerial atau anggota panitia tertentu untuk jangka waktu
yang ditetapkan. Peserta terlibat dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah-masalah organisasional nyata.
- Off the job training
Teknik
ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil dengan
memecahkan permasalahan dan dibantu oleh seorang ahli bisnis dari
dalam perusahaan atau luar perusahaan. Beberapa metode yang bisa
digunakan dalam off the job training adalah :
- Lecture
Adalah
metode pelatihan dengan menggunakan system kuliah ceramah untuk
menyampaikan informasi tertentu kepada pegawai.
- Video presentation
Adalah
metode pelatihan yang hampir mirip dengan lecture, hanya saja dalam
prosesnya menggunakan video dan atau slide presentasi. Beberapa
sumber menyebutkan bahwa video presentation adalah bagian dari
lecture, beberapa yang lain tidak, karena beranggapan bahwa lecture
adalah metode yang hanya mengandalkan kuliah ceramah tanpa bantuan
media presentasi.
- Vestibule training
Adalah
metode pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, terutama yang
bersifat teknikal, di tempat pekerjaan, akan tetapi tanpa mengganggu
aktivitas kerja sehari-hari.
- Role playing
Adalah
metode pelatihan dengan teknik memainkan peran tertentu dalam suatu
situasi kerja. Pegawai kemudian diminta untuk memberikan response
terhadap peran yang lain, memberikan sejumlah tanggapan berupa
kritikan atau pujian yang membangun. Metode ini biasanya digunakan
untuk sensivity job, dengan sasaran pelatihan terutama bukan
untuk meningkatkan keterampilan, melainkan yang menyangkut
keperilakuan, terutama yang berwujud kemampuan menumbuhkan sikap
empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain.
- Case study
Metode
pelatihan dengan prinsip penyelesaian kasus tertulis. Penggunaan
studi kasus sebagai instrument pelatihan dapat mempunyai dua makna.
Pertama, peserta pelatihan mempelajari situasi problematic tertentu
dengan proses penyelesaian dari orang lain. Kedua, peserta pelatihan
menganalisis situasi problematic sendiri dan menemukan solusi terbaik
penyelesaian masalah.
- Simulation
Metode
simulasi berbeda dengan vestibule training karena metode simulasi
lebih menekankan pada penguasaan penggunaan alat mekanikal yang
persis sama dengan yang akan digunakan saat bekerja, sedangkan
vestibule training memusatkan tujuan pelatihan pada peningkatan
keterampilan yang bersifat teknikal.
- Self study
Inti
dari metode ini adalah pembelajaran terhadap informasi kerja yang
dilakukan secara mandiri oleh pegawai. Banyak organisasi yang
mendorong pegawainya untuk belajar sendiri, akan tetapi terkendali
melalui proses belajar yang terprogram.
- Programmed learning
Inti
dari metode ini adalah penggunaan prinsip memberikan pertanyaan
kepada peserta pelatihan. Metode ini dilakukan secara otomatis dengan
membuat program khusus pada computer yang memungkinkan adanya umpan
balik penyelesaian secara langsung pada setiap pertanyaan yang telah
dijawab.
- Laboratory training
Metode
ini dikembangkan dalam bentuk latihan kelompok. Latihan ini dapat
digunakan untuk mengembangkan sensitivitas antar anggota kelompok
yang nantinya dapat diterapkan pada lingkungan kerja. Metode ini
hampir sama dengan role playing, hanya saja dalam laboratory training
dilakukan dengan jumlah orang yang lebih banyak (berkelompok).
- Evaluasi Pelatihan.
Untuk
memastikan keberhasilan pelatihan dapat dilakukan melalui evaluasi.
Secara sistematik manajemen pelatihan meliputi tahap perencanaan
yaitu training
need analysis, tahap
implementasi dan tahap evaluasi. Tahap terakhir merupakan titik
kritis dalam setiap kegiatan karena acap kali diabaikan sementara
fungsinya sangat vital untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah
dilakukan berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya.
- Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Tujuan
diselenggarakan pelatihan
dan pengembangan kerja menurut (Simamora:2006:276) diarahkan
untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja
guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun
tujuan-tujuannya sebagai berikut:
- Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan.
- Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
- Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan.
- Membantu memecahkan masalah orperasional.
- Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
- Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
- Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi.
- Faktor Psikologis Dalam Pelatihan dan Pengembangan
Pada
pelatihan dan pengembangan perlu diperhatikan beberapa faktor
berikut, dijelaskan (dalam Hariandjana, Efendi dan Hardiwati 2002)
yaitu :
- Cost-effectiveness.
- Desired program content.
- Appropriateness of the facilities.
- Trainer preferences and capabilities.
- Learning principle.
Dari
beberapa faktor diatas satu faktr yang perlu mendapat perhatian
penting yaitu learning
principle,hal
ini penting dalam suatu proses belajar mengajar, juga karena faktor
ini dapat dikendalikan. Secara teoritis terdapat beberapa prinsip
belajar yang dianggap sangat penting untuk meningkatkan efektivitas
pelatihan, yaitu :
- Participation
Merupakan
keterlibatan peserta latihan dalam kegiatan pelatihan secara aktif
dan secara langsung.
- Repetition
Melakukan
atau mengatakan secara berulang-ulang, dalam usaha menanamkan suatu
ide dalam ingatan seseorang.
- Relevance
Pelatihan
mempunyai arti atau manfaat yang sangat penting pada seseorang,
melaksanakan pekerjaan melalui langkah-langkah tertentu dan ini
mempunyai arti penting karena memudahkan dia dalam pelaksanaan
pekerjaan.
- Transference
Kesesuaian
antara pelatihan dengan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari oleh
pegawai, transferenceakan
memotivasi seseorang untuk belajar, sebab pelatihan akan dirasakan
bermanfaat dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari.
- Feedback
Adalah
pemberian informasi atas kemajuan yang telah dicapai oleh peserta
pelatihan, mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus
dipertahankan.
- Prinsip Dasar Pelatihan dan Pengembangan
Pelaksanaan
pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa
sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri Manullang
(2004:86) mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip
pelatihan, yaitu :
- Individual Difference
Perencanaan
dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya
perbedaan perseorangan pengikut training baik
dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan.
Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan.
- Relation to Job analysis
Job
specification untuk
suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus
dimiliki calon pekerja untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan
berhasil. Oleh
karena itu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan
dengan apa yang dinyatakan dalam job
specification.
- Motivation
Orang
akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada
daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah
beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para
pengikut pelatihan.
- Active Participation.
Para
pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh
karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk
bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan
turut aktif selama pelatihan berlangsung.
- Selection of Trains
Seleksi
atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga
agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan
kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk
dapat mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi juga
merupakan perangsang.
- Selection of Trainer
Tidak
semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar perlu
suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula
bahwa salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya
tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai kesanggupan untuk
mengajar.
- Trainer Training
Para
pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara
khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang
yang menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan
kepandaiannya kepada orang lain.
- Training method
Metode
pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya
metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya
dalam program pelatihan harus pula diperhatikan metode pendidikan
yang bagaimana yang harus dianut dalam memberikan pelatihan.
- Principles of Learning
Orang
akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman
tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan.
Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif,
relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta
pelatihan.”
- Manfaat pelatihan dan pengembangan
Pelatihan
mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi
organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program
pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
- Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar
- kinerja yang dapat diterima.
- Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
- Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
- Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
- Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat
di atas membantu baik individu maupun organisasi. Apabila
produktivitas tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa
solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua
masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi
untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan
secara benar.
- Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan
Beberapa
kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program peltihan.
Suatu pemahaman terdahap masalah potensial ini harus dijelaskan
selama pelatihan pata trainer. (Simamora:2006:282).
Kelemahan-kelemahan meliputi:
- Pelatihan dan pengembangan dianggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
- Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
- Sebuah teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan keberhasilan yang sama.
- Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
- Informasi biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
- Ketidakadaan atau kurangnya dukungan manajemen.
- Peran utama penyelia/atasan tidak diakui.
- Pelatihan tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang dapat diveifikasi.
- Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
- Aamodt, Michael G. 2010. Industrial / Organizational Psychology: An Applied Approach Sixth Edition. United Kingdom, United States: Wadsworth Cengage Learning
- Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE, YKPN.
- Junigatshu, Nhia. Makalah Pelatihan dan Pengembangan. Retrived from: https://www.academia.edu/21661896/MAKALAH_PELATIHAN_DAN_PENGEMBANGAN
- Lusiana, Ayu Chandra. Makalah MSDM kelompok 9 - pelatihan dan pengembangan. Retrived from: https://www.academia.edu/35344123/Makalah_MSDM_kelompok_9_-_pelatihan_dan_pengembangan