Mata Pelajaran Sekolah Kamu

MAKALAH FUNGSI DAN PERAN SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN TERBARU


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”FUNGSI DAN PERAN SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Penyusun 



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………...1
DAFTAR ISI………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………..3
  1. PENDAHULUAN……………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………..4
  1. FUNGSI SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN……….4
  2. FUNGSI BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN……..5
BAB III KESIMPULAN……………………………………10
  1. KESIMPULAN………………………………………...10





BAB I
PENDAHULUAN



  1. Pendahuluan
Dalam usaha beradaptasi dengan lingkungannya, manusia bekerjasama dengan sesamanya. akan tetapi kerjasama itu hanya akan berjalan baik di dalam tertib sosial budaya serta didalam wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan produk sosial budaya, sekaligus merupakan wadah perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan.
Di dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan mengembangkan norma sosial yang meliputi kehidupan normatif, status, kelompok asosiasi, dan institusi. Organisasi sosial mencakup aspek fungsi yang berwujud dalam aktivitas bersama anggota masyarakat dan aspek struktur. Aspek struktur terdiri dari struktur kelompok di dalam pola umum kebudayaan dan seluruh kerangka lembaga sosial.
Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya. kebudayaan tercifta oleh banyak faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat Budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fikus budaya dapat berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.
Ketahanan di bidang sosial budaya dimaksud menggambarkan kondisi dinamis suatu bangsa atau masyarakat, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan pengembangan kekuatan nasional didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.


BAB II
PEMBAHASAN




  1. Fungsi Sosial Dalam Pembangunan
Penduduk merupakan modal penting dalam pembangunan nasional. Kualitas penduduk berkaitan erat dengan kemampuan penduduk suatu bangsa untuk mengolah sekaligus memanfaatkan sumber daya alam yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Indikator kualitas/mutu sumber daya manusia (SDM) dapat dilihat dari sudut pandang beberapa aspek seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan tingkat kesehatan.


Indikator dari tingkat kesehatan penduduk dapat kita lihat dari angka kematian dan angka harapan hidupnya. Tingginya angka kematian  menggambarkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah dan tingginya angka harapan hidup menggambarkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Tingkat kesehatan penduduk juga selalu berhubungan dengan pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk suatu bangsa, maka pengeluaran untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga akan semakin tinggi. Penduduk yang memiliki pendapatan tinggi dapat menikmati makanan yang berkualitas dan memenuhi standar kesehatan. Sementara penduduk yang tinggi tingkat pendidikannya diharapkan akan memiliki produktivitas yang tinggi pula bila jika dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas penduduk Indonesia adalah tingkat pendidikan, kondisi kesehatan, dan tingkat pendapatan. Tingkat pendidikan merupakan potensi sumber daya manusia yang unggul. Sementara tingkat kesehatan mencerminkan kesejahteraan suatu negara. Sedangkan pendapatan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat di suatu negara. Ketiga indikator tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Pembangunan nasional merupakan suatu rangkaian pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara dengan jujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Tujuan pembangunan nasional telah dicantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu "melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".
Syarat utamanya tentu bangsa Indonesia harus terlebih dahulu memiliki modal dasar. Modal dasar dari pembangunan nasional adalah segala sumber kekuatan nasional yang ada dan harus didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. Modal dasar dari pembangunan nasional Indonesia antara lain: (1) kemerdekaan dan kedaulatan, (2) jiwa dan semangat persatuan, (3) wilayah nusantara, (4) kekayaan alam yang beraneka ragam, (5) penduduk, serta (6) adat istiadat dan budaya bangsa.
  1. Fungsi Budaya Dalam Pembangunan
Pembangunan ekonomi yang berkesinambungan meliputi pembangunan yang bersifat fisik (tangible) dan non fisik (intangible). Pembangunan fisik berupa pembangunan yang berwujud benda atau materi seperti pembangunan sarana pelayanan publik (jalan, gedung, tempat hiburan, IT). Pembangunan non fisik berupa pembangunan yang tidak berwujud seperti caracter building, social capital dan culture capital. Pembangunan non fisik sering kali terabaikan karena sifatnya yang tidak mudah diukur. Tidak dapat dipungkiri, baik para ekonom maupun masyarakat awam sering kali menilai keberhasilan pembangunan ekonomi dari sudut pandang sektoral (variabel endogen) seperti tingkat output atau tingkat produksi sebagai dampak dari perubahan variabel eksogen seperti pengeluaran pemerinta, investasi dan konsumsi. Pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari faktor budaya. Budaya pada masyarakat pra industri berpegang pada nilai-nilai religius dengan perubahan yang lambat. Budaya pada masyarakat moderen lebih sekuler, rasional dan terbuka terhadap perubahan. Budaya yang berpegang pada nilai-nilai religius sering dipandang sebagai penghambat pembangunan ekonomi yang lebih mengedepankan nilai-nilai materialis. Pada kenyataanya tidak ada nilai-nilai religius yang bertentangan dengan pembangunan ekonomi. Apa yang sebenarnya terjadi adalah bagaiman sistem norma yang menjadi pegangan masyarakat tidak berkembang. Sistem norma sosial menentukan anggota masyarakat tertentu menempati posisi tertentu. Adanya keuntungan sepihak mendorong terjadinya mekanisme sosial politik masyarakat untuk mempertahankan sistem norma tertentu walaupun sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan sistem norma masyarakat yang mengubah strata sosial tidak harus mengubah karakter yang menjadi ciri khas masyarakat yang tercermin dari tata cara atau adat istiadat. Walaupun budaya tidak termasuk kedalam variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, pada kenyataannya budaya menjadi faktor intangible yang berpengaruh pada variabel edogen dan eksogen. Bagaimana menempatkan budaya dalam pembangunan ekonomi adalah langkah strategis untuk memecahkan polemik keterkaitan ekonomi-budaya.
Sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, Indonesia memiliki keragaman budaya yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan ekonomi. Keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia seharusnya bukan menjadi penghalang bagi pembanguan ekonomi. Keragaman budaya dapat dikonversi menjadi sumber daya yang mendukung pembangunan ekonomi. Budaya sebagai sumber daya ekonomi adalah budaya sebagai intangible asset yang menjadi modal dasar (culture capital) pembangunan ekonomi. Modal budaya memiliki dimenasi jamak. Budaya dapat dipandang sebagai aset atau sebagai modal yang dapat dikembangkan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. 
Budaya sebagai aset berarti budaya sebagai wadah atau sarana dalam pembangunan ekonomi. Belief yang menjadi nilai dan norma masyarakat dijadikan sebagai sarana pembangunan ekonomi. Nilai dan norma sosial menjadi alat penyampaian atau sosialisasi yang selanjutnya menjadi dasar mekansime dalam program pembangunan ekonomi. 
Budaya sebagai modal (capital culture) berkaitan dengan keunikan tata cara dari pelaksanaan belief suatu masyarakat dan propreti yang dihasilkannya. Keunikan tata cara pelaksanaan belief mengandung nilai ekonomi yang dapat dijadikan produk berupa wisata budaya. 
 Local Wisdom, Modernisasi dan Desentralisasi
Dalam lingkup nasional tahapan pertumbuhan ekonomi yang diungkapkan oleh Rostow tidak relevan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Faktor demografi menyebabkan disparitas pembangunan ekonomi. Inovasi yang berjalan sangat cepat juga perpengaruh terhadap kekacauan teknologi sehingga pemanfaatan jenis-jenis teknologi pada masyarakat majemuk tidak mudah dipetakan. Namun demikian, apa yang diungkapkan Rostow masih relefan pada lingkup yang lebih kecil yaitu daerah. Tahapan pertumbuhan ekonomi Rostow dapat menjadi acuan pengembangan budaya daerah. Pembangunan ekonomi daerah yang dilakukan harus sejalan dengan pengembangan kapasitas sosial masyarakat daerah tersebut melalui pengembangan budaya yang sejalan dengan tahapan pertumbuhan ekonomi. Setiap daerah di Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Disparitas dalam pembangunan ekonomi terjadi karena adanya kesenjangan sumber daya manusia dan jangkauan infrastruktur. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi. Pemanfaatan atau pengolahan sumber daya alam secara maksimal tergatung pada sumber daya manusia yang tersedia di setiap daerah. Sedangkan infrastruktur merupakan sarana penunjang yang menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi seperti misalnya kemudahan akses pasar. Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di daerah berhubungan langsung dengan aspek budaya setempat. Hambatan pembangunan sumber daya manusia di daerah biasanya dikarenakan adanya nilai-nilai tradisional yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman seperti pemahaman terhadap pendidikan, peran wanita dan pekerjaan, yang diterjemahkan sebagai berikut:
Pendidikan dalam pemahaman tradisional.
Mengedepankan pendidikan adat dan agama, namun mengesampingkan pendidikan formal yang sejatinya kesemuanya sama pentingnya. Memandang pendidikan formal sebagai sarana untuk mendapatkan atau mencari pekerjaan padahal fungsi utama pendidikan formal adalah mengubah menambah wawasan, pengetahuan dan mengubah pola pikir sebagai modal untuk berkarya.
Peran wanita dalam pemahaman tradisional.
Peran wanita terbatas terbatas, tidak mempunyai pilihan lain selain sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengasuh anak, karena perannya tidak perlu mendapatkan pendidikan tinggi. Pada masyarakat modern pendidikan tinggi untuk wanita sama pentingnya denga pendidikan tinggi untuk peria. Walaupun nantinya menjadi ibu rumah tangga, pendidikan tinggi untuk wanita dapat meningkatkan pola pikir anak dan keluarga.
Padangan tradisional mengenai kerja.
Kerja hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga padahal kerja adalah ibadah, sarana beramal berkarya untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemahaman bekerja dengan alat tradisionallebih berkualitas dibandingkan dengan mesin padahal efisiensi dan efektifitas dalam bekerja berpengaruh pada tinggkat produksi.
Untuk mengubah pandangan masyarakat setempat diperlukan restrukturisasi nila-nilai tradisional yang menghambat laju pembanguan di daerah. Restrukturisasi nilai dan tata cara budaya tradisional dilakukan dengan tetap mengedepankan lokal wisdom. Local wisdom (kearifan lokal) adalah gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya, seperti pada masyarakat papua “te aro neweak lako” (aku adalah alam), pada masyarakat Serawai, Bengkulu “celako kumali”, Dayak Kenyah, Kalimantan Timur “tana‘ ulen”. Restrukurisasi pemahaman tentang pendidikan, peranan wanita, dan kerja mengubah padangan mengubah pandangan tradisional yang menghambat pembangunan sumberdaya manusia di daerah. Dengan demikian, ketersediaan sumber daya manusia di daerah akan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup di daerah tersebut.
Sistem pemerintahan desentralisasi memberikan kesempatan pada tiap-tiap daerah di Indonesia untuk mengelola sendiri sumber daya alam yang dimilikinya. Desentralisasi ekonomi memberikan kesempatan kepada masyarakat daerah untuk membangun ekonominya sendiri baik secara mandiri maupun secara swadaya (melibatkan peran masyarakat). Pembangunan ekonomi memerlukan peran aktif masyarakat. Pembangunan ekonomi secara swadaya dapat dilakukan ketika nilai-nilai koletivitas pada masyarakat daerah tidak terkikis oleh nilai-nilai individualisme. Restrukturisasi nilai dengan mengedepankan kearifan lokal termasuk juga menjaga nilai-nilai kolektivitas masyarakat daerah dengan tetap mengembangkan pemahaman terhadap pendidikan, peranan wanita dan kerja. Pembanguan ekonomi secara swadaya di daerah dapat membantu pembangunan infrastruktur daerah, seperti  pembangunan jembatan, jalan dan perbaikan fasilitas umum secara swadaya.
 



BAB III
KESIMPULAN



  1. Kesimpulan
  1. Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas tentu menjadi impian sebagai salah satu modal dasar pembangunan bangsa Indonesia. Kualitas penduduk dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Semakin sedikit jumlah penduduk yang buta huruf, menunjukkan membaiknya kondisi pendidikan di suatu negara. Untuk mengetahui indikator kesehatan penduduk, salah satunya dapat dilakukan dengan cara melihat angka harapan hidup bangsa Indonesia. Sedangkan tingkat kesejahteraan penduduk, dapat dilihat dari pendapatan kasar penduduk per tahun.
  2. Budaya memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Budaya adalah modal kultural (capital culture), dapat dikembangkan menjadi roduk ekonomu berupa wisata budaya. Budaya sebagai aset berarti budaya sebagai wadah atau sarana dalam pembangunan ekonomi. Budaya dapat diibaratkan sebagai pabrik diaman belief sebagi tanahnya, nilai-nilai sebagai bangunannya, norma dan prilaku sebagai mesinnya.



, ,