Peran
Pemuda terhadap Pendidkan
Tujuan
dari pendidikan Indonesia termuat jelas dalam konstitusi. Lalu sudah
sejauh mana upaya untuk memenuhi tujuan itu? Apakah bangsa ini sudah
menyadari bahwa pendidikan merupakan proses terpenting untuk
meningkatkan SDM di suatu Negara demi kemajuan negara itu disela
bidang?
Di
usia yang lebih dari 62 tahun merdeka, ternyata pendidikan kita masih
memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari antara lain belum
terpenuhinya angggran pendidikan yang diamanatkan oleh konstitusi
sebesar 20%, banyaknya sekolah-sekolah yang kondisinya sudah tidak
layak, masih ada guru yang kualitasnya rendah, kontroversi UAN yang
sampai sekarang masih belum selesai, dan yang masih hangat
dibicarakan sekarang adalah beberapa Universitas terkemuka di
Indonesia menolak masuk dalam perhimpunan SPMB, sistem pendidikan
Indonesia yang kapitalistik, dan masih banyak lagi.
Untuk
sekarang penulis tidak akan membahas satu persatu permsalahan di
atas. Namun di sini akan lebih terfokus mengenai bagaimana peran
generasi muda terhadap masyarakat dalam dunia pendidikan. Dengan
membidik permasalahan-permasalahan yang ada di dunia pendidikan
tersebut. Namun, sebelum itu tentu harus dipahami terlebih dahulu
siapa pemuda itu? Apa yang membedakannya dari yang lain sehingga dia
cukup mendapatkan tempat yang khusus di masyarakat.
a)
Generasi muda
Generasi
Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari
pengertian-pengertian generasi muda mengarah pada satu maksud yaitu
kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa, semangat, dan ide yang
masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang
yang mempunyai pemikiran yang visioner.
Bahkan
revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya.
Terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur
atau tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mentri Pemuda dan
Olah raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu
berdasarkan umur atau semangat. Pelopor yang melakukan
langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih baik
dan kepekaan terhadap realita social yang ada di masyarakat, memang
menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda.
Di
setiap bangsa, peran pemuda ternyata tidak sedikit. Pemuda menorehkan
sejarah penting bagi negeri tersebut. Sebagai contoh
gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia yang pernah terjadi sejak
pra kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi.
Yang mampu menumbangkan rezim besar seperti Soekarno dan
Soeharto, semua itu diawali dari ide-ide segar dan semangat juang
dari kaum muda yaitu mahasiswa. Selain itu revolusi kuba
yang dipelopori oleh Che Guevara juga dari seorang pemuda.
Melihat
contoh di atas dapat dilihat betapa besarnya pengaruh generasi muda
itu bagi perubahan suatu bengsa. Bahkan nasib bangsa ini diletakkan
di bahu generasi mudanya. Seperti yang dikatakan seorang anak muda
bernama Soe Hok Gie bahwa sudah saatnya generasi muda bergerak dan
melakukan perlawanan terhadap kaum-kaum tua yang memimpin negeri ini
yang tidak berpihak kepada rakyat.
Lalu
pertanyaannya sekarang apa yang bisa dilakukan generasi muda terhadap
masyarakat dalam bidang pendidikan? Jangan sampai julukan pemuda
hanya dianggap suatu fase rutinan saja dalam kehidupan manusia. Fase
itu pasti datang, tapi bagaimana menjadikan fase tersebut bermakna
dan berguna bagi perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik.
b)
Peran Pemuda Dalam Pendidikan.
Setelah
mengetahui siapa generasi muda dan bagaimana pengaruhnya dalam
perubahan suatu bangsa, serta mengetahui permasalahan yang ada dalam
dunia pendidikan kita maka seharusnyalah pemuda ikut andil dalam
perubahan bangsa ini dalam hal pendidikan. Haruslah pemuda menjadi
garda terdepan yang memperjuangkan hak rakyat untuk memperoleh
pendidikan, seperti diamatkan oleh UUD 1945 pasal 31.
Dalam
salah satu artikel yang ditulis oleh H. Abd. Hamid Wahid M.Ag
moralitas pemuda menyongsong millennium ketiga, ia menuliskan kalau
kata kunci dalam menghadapi millenium kedepan mau tidak mau adalah
peningkatan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah global.
Dan
peran dari pemuda untuk mempelopori persiapan dalam hal peningkatan
kualitas SDM ini sangat dibuthkan dan peningkatan kualitas SDM tentu
saja tidak bisa lepas dari peningkatan kualitas pendidikan.
Pemuda
yang notabenenya sebagai pelopor harus memberikan kontribusi yang
konkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda
harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan
pemerintah dalam hal pendidikan yang tidak berpihak pada rakyat
kecil. Pemuda harus bisa menjadi pressure groups terhadap pemerintah.
Advokasikan kepada pemerintah gagasan-gagasan yang sekiranya dapat
menjadikan pendidikan di Negara ini lebih baik.
Banyak
cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan gagasan-gagasan
tersebut, antara lain melalui perwakilan kita yang ada di DPR,
mengikuti seminar-seminar, diskusi-diskusi, dan masih banyak lagi.
Ada
langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain, membangun sekolah
alternatif. Sekolah alternatif sebagai lembaga alternatif untuk
memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan
sekolah formal yang ada. Dan berdasarkan pengakuan dari siswa-siswa
yang masuk sekolah alternatif, mereka justru lebih senang dan merasa
sekolah alternatif lebih memberikan banyak manfaat ketimbang sekolah
formal. Dan biasanya sekolah-sekolah alternatif ini didirikan latar
belakangnya dari mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.
Penulis
ingat beberapa teman yang terlibat aktif dalam usaha meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia dengan membangun sekolah alternatif.
Seperti teman-teman di daerah Garut yang membangun sekolah alternatif
di daerah yang cukup terpencil yaitu kampung Danoo, kira-kira satu
jam perjalanan dari pusat kota Garut. Di sana mereka membangun
sekolah alternatif untuk membantu anak-anak yang tidak mampu atau
putus sekolah.
Selain
itu ada kawan-kawan mahasiswa yang juga menjadi pengajar di sekolah
alternatif yang bernama Taboo yang ada di daerah Dago Pojok Kota
Bandung. Yang bergerak untuk membantu anak-anak dalam belajar setelah
mereka sekolah serta mengembangkan potensi-potensi anak yang tidak
sempat dikembangkan ketika anak disekolah karena padatnya materi
teoritis yang harus dijejali kepada anak.
Tidak
hanya itu, pemuda juga dapat berjuang melalui tulisan. Sebagai
contoh, mahasiswa yang aktif dalam media kampus sering kali menulis
dan mengangkat tema mengenai bagaimana pendidikan di Indonesia. Hal
ini tidak lain dimaksudkan agar mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah
sadar bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Negeri ini. Dengan
senjata media, pemuda juga dapat menyadarkan masyarakat bagaimana
sebenarnya kondisi pendidikan Indonesia saat ini, karena terkait
dengan fungsi dari media.
Ada
juga pemuda yang arah gerakannya lebih kepada turun langsung ke
jalanan. Aksi menuntut pemuerintah lebih memperhatikan nasib
pendidikan di Negeri ini. Bagaimanapun metode aksinya yang penting
dapat aspirasi masyarakat Dapat disampaikan kepada pemerintah dengan
harapan keadaan pendidikan dapat berubah kearah lebih baik.
Selain
itu pemuda juga bisa bergerak melalui jalan advokasi kepada
masyarakat secara langsung. Artinya pemuda turun langsung masuk ke
sektor masayarakat secara langsung dan memberikan penyadaran kepada
masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Contoh-contoh
di atas hanya beberapa dari arah atau sumbangsih pemuda terhadap
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Apa pun arah dan
cara yang dilakukan generasi muda ini, sedikit atau banyak, cepat
atau lambat pasti akan dapat berguna bagi negeri ini terutama dalam
hal pendidikannya.
Di
tengah krisis yang melanda negeri ini tentunya SDM-SDM yang
berkualitas sanga dibutuhkan. Dan peningkatan kualitas SDM ini hanya
dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas pula. Ketika
negara tidak mampu memenuhi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan
yang layak, pemuda harus bergerak. (latar belakang, tujuan, rumusan
masalah), Isi (analisa & pembahasan).
Pendekatan
yang digunakan Dalam Mewujudkan Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Dibidang Pendidikan
1)
Pendekatan Individu
Bahwasanya
peran pemuda sangatlah penting, karena pemuda merupakan generasi
pembangunan suatu bangsa, untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang pendidikan hendaknya Pendekatan pembelajaran secara
individual , karena lebih mengena terhadap objek.
Adapun
langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
a.
Mengajak masyarakat dari hati kehati untuk memahami arti
pendidikan dan menyukai dunia pendidikan.
b.
Mengadakan acara-acara yang berhubungan dengan bidang pendidikan
(seminar)
c.
Mengadakan perlombaan yang berhubungan dengan bidang pendidikan
d.
Memberikan kursus yang yang berhubungan dengan bidang pendidikan
2)
Pendekatan Sosial
Pendekatan
sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat
pada saat ini. Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan
dan pada pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan (Husaini
Usman, 2006: 56). Menurut A.W. Gurugen pendekatan sosial merupakan
pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan
lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk
memasukan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada
murit dan orang tua secara bebas (Djumberansyah Indar, 1995: 30).
Sebagai contoh penerapan pendekatan ini adalah diterapkannya sistem
ganda melalui kebijakan Link and Match.
Menurut
Bohar Soeharto perencanaan sosial adalah proses cara menjelaskan dan
memecahkan masalah yang berhubungan dengan masyarakat atau
berhubungan dengan aspek sosial dari kehidupan individu untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Bohar Soeharto, 1991:
28).
Pendekatan
yang dikemukakan Geruge ini bersifat tradisional dimana penekanan ini
didasarkan kepada tujuan untuk memenuhi tuntutan atau permintaan
seluruh individu terhadap pendidikan pada tempat dan waktu tertentu
dalam situasi perekonomian, politik, dan kebudayaan yang ada pada
waktu itu. Ini berarti bahwa sektor pendidikan harus menyediakan
lembaga-lembaga pendidikan serta fasilitas untuk menampuk seluuruh
kelompok umur yang ingin menerima pendidikan.
Pendekatan
sosial dalam perencanaan pendidikan sebagaimana dimaksud diatas,
pernah dituang secara tepat dalam Robbins Comunitte on Higher
Education di Inggris pada tahun 1963 dengan alasan pemilihan
pendektan ini bahwa: ”all young person qualified by ability and
attaint ment to pursue a full time course in higher education should
have the opportunity to do so” (Bohar Soeharto, 1991: 28).
Selanjutnya dalam pendekatan ini ada beberapa kelemahan dalam
pendekatan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Pendekatan ini mengabaiakan masalah alokasi dalam skala nasional,
dan secara samar tidak mempermasalahkan besarnya sumber daya
pendidikan yang dibutuhkan arena beranggapan bahwa penggunaan
sumberdaya pendidikan yang terbaik adalah untuk segenap rakyat
Indonesia.
2.
Pendekatan ini mengabaiakn kebutuhan ketenagakerjaan (man power
planning) yang diperlukan dimasyarakat sehingga dapat menghasilkan
lulusan yang sebenarnya kurang dibutuhkan masyarakat.
3.
Pendekatan ini cenderung hanya menjawab pemerataan pendidikan saja
sehingga kuantitas lebih diutamakan dari pada kualitanya (Syaefudin
Sa’ud, 2006: 236).
Hubungan
antara Pendidikan dan pemberdayaan Masyarakat
Pendidikan
dan kegiatan pemberdayaan masyarakat hakikatnya untuk mewujudkan
potensi masyarakat menjadi kekuatan yang mampu meningkatkan mutu
hidup dan kehidupannya. Beberapa bentuk pendidikan dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat desa/kota dalam kerangka “community
education” dapat berupa pendidikan formal dan nonformal, penyuluhan
pembangunan, komunikasi pembangunan, pendidikan kesejahteraan
keluarga, pendidikan vokasional, dan lain-lain. Dalam kontes ini
Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan provinsi vokasi dengan refleksi
program pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dikenal dengan Bali
Ndeso Mbangun Ndeso.
Pendidikan
Nonformal sebagai bagian integral dari pembangunan pendidikan
nasional yang diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber
daya manusia Indonesia yang cerdas, sehat, terampil, mandiri dan
berakhlak mulia sehingga memiliki ketangguhan dalam menghadapi
berbagai tantangan. Pembangunan Pendidikan Non Formal (PNF) secara
bertahap terus dipacu dan diperluas guna memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat yang tidak mungkin dapat terlayani melalui jalur
pendidikan formal (PF). Sasaran pelayanan PNF diprioritaskan pada
warga masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus sekolah
penganggur/miskin dan warga masyarakat lain yang ingin belajar untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya sebagai bekal
untuk dapat hidup lebih layak. Dengan semakin meluasnya pelayanan
program PNF yang bermutu, akan memberikan kontribusi besar dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat
BAHASA INDONESIA