KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil
alamin saya panjatkan kepada Allah Swt yang senantiasa memberi rahmat
hidayahnya kepada kami sehingga kami dalam keadaan sehat wal’afiat
hingga sekarang ini.
Dalam
kesempatan ini kami bisa menyeleasaikan makalah dengan judul
“Keutamaan Dzikir” insyaAllah kami selesaikan dengan baik
walaupun jauh dari kesempurnaan. Saya ucapkan terima kasih kepada
Dosen kami yang telah membimbing kami selama
ini, dan juga kami ucapkan kepada sahabat yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Harapkan
kami dari pembaca untuk saran dan kritiknya yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Atas
perhatian kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR
ISI
SAMPUL
...............................................................................................
1
KATA
PENGANTAR
.............................................................................
2
DAFTAR
ISI
............................................................................................
3
BAB
I PENDAHULUAN
Latar
Belakang
.............................................................................
4
Rumusan
Masalah
.......................................................................
5
Tujuan
Rumusan Masalah
.......................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dzikir
.........................................................................
6
B.
Keutamaan Berdzikir
...................................................................
6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................
19
B.
Saran
............................................................................................
20
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia dengan
kapasitas berfikir yang telah Allah karuniakan, senantiasa berusaha
menggapai ‘kebahagiaan’ dengan bahasa perasaannya masing-masing.
Pada masa sekarang ini manusia mencoba meraihnya dengan membuat
ungkapan-ungkapan batin lewat visualisasi fisik yang banyak menguras
waktu, harta, tenaga dan pikiran. Kesemuanya itu rela ia korbankan
untuk melampiaskan perasaan batinnya, meski terkadang pengungkapannya
itu kurang masuk akal sehat.
Kebahagiaan
dalam format berfikir mereka adalah suatu bentuk idealisme yang bisa
membuat perasaannya bergolak dan orang lain yang memperhatikannya
ikut hanyut dalam gerak rasa yang dimainkannya.
Dan
memang kebahagiaan itu merupakan bentuk yang abstrak, sesuatu yang
tinggi, dan sebagai pusat tujuan. Gagasan abstraklah yang membawa
manusia melahirkan instrumen rasa batinnya.
Allah,
yang kalau manusia mengetahui adalah sumber gagasan abstrak yang bisa
menjadi eksak dalam pandangan orang-orang pilihan-Nya. Allah menyapa
manusia ketika ia ingin mencapai gagasan abstrak kebahagiaannya itu
dengan kata ‘Aku dekat’ (bahkan lebih dekat daripada urat leher).
Selanjutnya
Allah menciptakan sebuah nama yang kemudian diiringi dengan nama-nama
lain-Nya yang indah (hal ini yang Dia ajarkan pertama kali kepada
Adam As.) sebagai jembatan penghubung antara Pencipta (Khaliq) dan
yang dicipta (makhluk).
Pemahaman
kita tentang Tuhan (makrifat) kepada-Nya sesungguhnya menggambarkan
cakrawala pandang kita tentang Tuhan. Agama dan setiap golongan dalam
suatu umat memiliki kacamata berbeda dalam memandang gagasan tentang
Tuhan yang sebenarnya. Inilah Aqidah (tujuan) hidup, dan sumber
kebahagiaan yang banyak orang cari sekarang ini.
Makrifat
(pengenalan) akan Tuhan itu diawali dengan menyebut Nama-Nya, yakni
Dzikir kepada Sang Pencipta. Dengan dzikir (ingat) inilah muncul
istilah jauh dekatnya manusia kepada Tuhan yang menciptakannya.
Dzikir
merupakan penghubung antara manusia dengan sumber kehidupan. Sesosok
makhluk merupakan gambaran sebuah komponen elektronik, yang apabila
tidak berhubungan dengan sumber energi listrik, maka ia tidak akan
hidup. Dan juga apabila ia hanya berhubungan dengan hanya satu sumber
ia juga tidak akan berjalan, karena arus memiliki dua kutub, positif
dan negatif (ada takdir baik dan buruk). Orang yang ingat kepada
Allah berarti ia hidup, dan yang melupakannya berarti sesungguhnya ia
mati.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud berdzikir ?
2.
Apa saja keutamaan berdizir kepada Allah?
C.
Tujuan Rumusan Masalah
1.
Mengetahui maksud berdzikir
2.
Mengetahui apa keutamaan berdzikir kepada Allah Swt.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berdzikir
Pengertian dzikir
menurut bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya ingat. Kata
dzikir mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan
istilah dzikir.
Sedangkan
dzikir menurut syara’ adalah ingat kepada Allah dengan etika
tertentu yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan
tujuan mensucikan hati dan mengagungkan Allah.
Allah
sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir mampu menentramkan hati
manusia. Hanya dengan dzikirlah hati akan menjadi tentram, sehingga
tidak timbul nafsu yang jahat.
”
Ingatlah hanya dengan
berdzikir kepada Allah hati akan menjadi tentram ” (QS. 13 : 28).
Dzikir
Menurut Imam Nawawi Al BAntaniyu Penulis kitab Al Adzkar, menjelaskan
dalam kitabnya bahwa dzikir bisa dilakukan dengan lisan dan hati.
Tingkatan dzikir akan menjadi lebih sempurna jika melakukannya denga
hati dan lisan. Jika harus memilih, mana yang lebih utama,
menurutnya, harus dengan hati saja, namun akan lebih afdhol (utama)
jika melakukannya dengan hati dan lisan sesuai dengan sunah
Rosulullah. Beliau masih berpegang teguh bahwa dzikir lebih utama
dilakukan dengan keduanya sebab dikhawatirkan akan muncul penyakit
riya’ jika dilakukan dengan hati saja (Adzkar : 06).
Pengalaman
para mutashawwiyn, dzikir dengan hati disebut dzikir sirr. Untuk
mencapai dzikir sirr (rahasia) harus melalui tahap dzikir bil lisan,
kemudian dengan sendirinya dzikir dengan hati saja berjalan sesuia
dengan letupan rasa dan pikiran menguasai jiwa raganya.
Allah
SWT memberikan dasar dalam firman-Nya : ” Ingatlah kepada-Ku, maka
aku akan ingat kepadamu “
B.
Keutamaan Berdzikir
Banyak orang yang masih
menganggap remeh kegiatan dzikir atau mengingat Allah. Mereka
menganggap duduk diam sambil berzikir menyebut nama Allah sebagai
suatu kegiatan yang sia sia dan hanya membuang waktu percuma. Ini
terjadi karena sebagian besar manusia perhatiannya hanya tercurah
pada kehidupan dunia. Sebagian besar manusia hanya fokus pada
kehidupan jangka pendek, yaitu kehidupan dunia. Mereka merancang
kehidupannya hanya sampai hari tua, seluruh perhatian dan
aktifitasnya dicurahkan untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup
didunia. Mereka tidak peduli dengan kehidupan jangka panjang, bahkan
mereka ragu dengan adanya kehidupan akhirat yang abadi dan pertemuan
dengan Allah kelak.
Barang
siapa yang mengharapkan berjumpa dengan Allah penguasa alam semesta,
maka saat pertemuan itu pasti terjadi. Barang siapa yang tidak
mengharap perjumpaan dengan Allah, maka di akhirat kelak dia tidak
akan berjumpa dengan-Nya, kesenangan dan kegembiraan hidupnya didunia
ini telah berakhir dengan datangnya kematian, diakhirat kelak ia akan
dikumpulkan dilembah neraka, hidup kekal abadi selamanya disana.
Barang
siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu
(yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Ankabut 5)
Sedikit
sekali orang yang paham dan mengerti bahwa saat ini mereka sedang
berada dalam perjalanan panjang yang tidak memiliki ujung, perjalanan
panjang yang tidak ada akhirnya. Sebagian besar manusia hanya tahu
bahwa perjalanan ini akan berakhir dengan datangnya kematian. Mereka
tidak menyadari bahwa dibalik kematian mereka masih harus menempuh
perjalanan panjang yang tidak pernah ada ujungnya, perjalanan panjang
yang tidak pernah ada akhirnya. Mereka harus melalui alam barzakh,
padang mahsyar, hari berhisab, selanjutnya hidup kekal abadi dilembah
neraka atau ditaman syurga. Itulah perjalan panjang yang tidak pernah
ada akhirnya.
Perjalanan
panjang yang kita lalui didunia maupun akhirat penuh dengan halangan
dan rintangan. Halangan dan rintangan itu akan menimbulkan berbagai
penderitaan dan rasa sakit yang berkepanjangan. Kita butuh kekuatan
ekstra untuk mengatasi berbagai halangan dan rintangan itu. Jika kita
sanggup mengatasi berbagai halangan dan rintangan yang datang
menghadang kita akan mengalamai kegembiraan dan kebahagiaan yang
terus menerus.
Dengan
ingat kepada Allah dan selalu berlindung pada-Nya kita akan mendapat
kekuatan ekstra menghadapi berbagai halangan dan rintangan yang
datang menghadang baik didunia maupun diakhirat. Orang yang selalu
ingat pada Allah akan mendapat kemudahan dalam mengatasi berbagai
halangan dan rintangan yang datang menghadang. Hal tersebut terjadi
karena Allah selalu ingat dan memperhatikan keadaan orang yang selalu
ingat pada-Nya, Dia selalu siap memberi pertolongan kepada orang yang
selalu ingat pada-Nya. Firman Allah dalam surat Al Baqarah 152 :
Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.
(Al Baqarah 152)
Ibadah
Dzikrullah
Kegiatan
Dzikrullah (mengingat Allah) adalah suatu aktivitas yang dapat
memberikan kekuatan ekstra kepada kita dalam menghadapi berbagai
masalah yang datang menghadang dalam hidup kita. Ada beberapa
kegiatan dzikrullah yang diajarkan Rasulullah kepada kita antara lain
, Sholat 5 waktu maupun sholat sunah, membaca Qur’an, membaca
kalimat tahlil, tahmid, tasbih, takbir, Asma’ulhusna, membaca do’a
, dan lain sebagainya.
Sholat
dilakukan pada waktu dan cara yang telah ditetapkan, membaca Qur’an
juga dianjurkan dilakukan dengan tartil dan berusaha memahami semua
bacaannya pada waktu malam hari. Membaca tahlil, tahmid, tasbih,
takbir dan berdo’a dianjurkan dilakukan setelah selesai mengerjakan
sholat. Mengingat Allah dengan menyebut Asma’ulhusna dianjurkan
dibaca setelah sholat atau pada waktu berdiri, duduk dan berbaring.
Usahakan hati dan fikiran tidak pernah kosong dan sepi dari menyebut
nama Allah, hadirkan Allah didalam hati dan fikiran setiap saat
dimanapun berada. Selama hati dan fikiran selalu ingat dan menyebut
nama-Nya, demikian pula Allah akan selalu ingat dan memperhatikan
keadaan orang itu. Dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh
Syaikhani dan Turmidzi dari Abu Huraira r.a Allah mengatakan :
”
Aku sesuai dengan dugaan
hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia ingat kepadaKu didalam hatinya, Akupun
ingat pula kepadanya didalam hatiKu. Dan jika ia ingat kepadaKu
dilingkungan khalayak ramai, niscaya Akupun ingat kepadanya didalam
lingkungan khalayak ramai yang lebih baik. Dan jika ia mendekat
padaKu sejengkal,Akupun mendekat pula padanya sehasta. Jika ia
mendekat padaKu sehasta, niscaya Aku mendekat padanya sedepa. Dan
jika dia datang padaKu dengan berjalan, maka Aku mendatanginya sambil
berlari ”
Dalam
surat Al Ahzab ayat 41-43 Allah mengingatkan orang yang beriman agar
ingat kepada Allah dengan sebanyak banyaknya, dan bertasbih pada-Nya
pada waktu pagi dan petang hari.
41-
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
42-
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
43-
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan
ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada
cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada
orang-orang yang beriman. (AL Ahzab 41-43)
Manfaat
nyata dari Dzikrullah:
Selalu
ingat dan menyebut nama Allah setiap saat dan sepanjang waktu dikala
berdiri, duduk dan berbaring merupakan gambaran nyata dari keimanan
,ketakwaan dan rasa tawakkal seseorang. Allah akan memperlihatkan
menfaat dan efek nyata dari amalan dzikrullah seseorang dalam
kehidupannya sehari hari hari antara lain:
1.
Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel,kecewa,
sedih, duka, dendam dan stress berkepanjangan ( Ar Raad 28)
2.
Dikeluarkan Allah dari kegelapan (hidup yang penuh kesukaran,
kesempitan,kepanikan, kekalutan ,kehinaaan dan serba kekurangan )
kepada cahaya yang terang benderang ( hidup bahagia,nyaman, aman,
mulia, sejahtera dan berkecukupan). (Al Ahzab 43)
3.
Terpelihara dan terhindar dari melakukan perbuatan keji dan
mungkar (Al Ankabut 45)
4.
Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya syetan yang
menyesatkan (An Nahl 99)
5.
Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang
menghadang dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga,
serta selalu dicukupkan semua kebutuhan hidupnya ( At Thalaq 2-3)
6.
Dibukakan baginya pintu kemenangan, diampuni dosanya yang lalu
dan yang akan datang, ditambahkan baginya berbagai kenikmatan hidup,
ditunjuki jalan yang lurus , dan diberi pertolongan dengan kekuatan
yang dahsyat. ( Al Fath 1-3)
7.
Selalu mendapat perhatian istimewa dari Allah dimanapun ia
berada , selama ia ingat pada-Nya (Al Baqarah 152)
8.
Terhindar dari beban hidup yang berat dan tidak sanggup dipikul
serta terhindar dari siksa dan azab yang melampaui batas ( Al Baqarah
286)
9.
Diampuni segala dosanya, dihapuskan segala kesalahannya dan
diwafatkan bersama orang yang berbuat kebaikan ( husnul khotimah)
(Ali Imran 193)
10.
Mendapat kehidupan yang baik sampai datang ajal yang telah
ditetapkan (Hud 3, An-Nahl 97)
11.
Dibalasi dan dilipat gandakan amal kebaikannya dengan yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan ( An Nahl 96-97)
12.
Selalu disertai Allah dimanapun mereka berada (Al Baqarah 153, Al
Hadit 4)
13.
Mendapat pertolongan dari ribuan tentara malaikat dalam menghadapi
berbagai hal dan masalah didunia maupun akhirat ( Ali imran 124-125,
Fushilat 30-31)
14.
Dimudahkan semua urusannya dan diberi bimbingan menempuh jalan yang
mudah (Al Lail 7, Al A’la 8 )
15.
Dibukakan baginya keberkahan dan pintu rahmat dari langit dan bumi
(Al A’raaf 96)
16.
Diwafatkan dalam keadaan baik dan disambut oleh para malaikat dengan
salam penghormatan ( An Nahl 32, Ar Raad 23-24, Al Ahzab 44 )
17.
Mendapat kehidupan yang baik selama masa menanti dialam barzakh (
Ali Imran 169)
18.
Memiliki wajah yang putih berseri dihari berbangkit ( Ali Imran
106-107)
19.
Memiliki wajah dan tubuh yang bercahaya terang dihari berbangkit (
Al Hadit 12-13 dan At Tahrim 8 )
20.
Menerima buku catatan amal dari sebelah kanan dan dimudahkan saat
dihisab dan ditimbang semua amalnya (Al Haqqah 19-21 )
21.
Memiliki timbangan kebaikan yang lebih banyak dan berat (Al Qori’ah
6-7,Al A’raaf 8 )
22.
Diselamatkan Allah dari ganas dan panasnya api neraka (Maryam 72-73,
Al Lail 17)
23.
Dimasukan kedalam taman syurga dan hidup kekal selamanya disana (Az
zumar 73)
Betapa
banyak manfaat yang didapat dari mengingat Allah sebagai mana
disebutkan diatas , namun sayang…. sedikit sekali orang yang mau
dan tertarik untuk melakukan kegiatan tersebut. Mudah mudahan setelah
membaca berbagai keterangan diatas anda akan tertarik untuk
melaksanakan ibadah dzikir mengingat Allah sepanjang waktu dikala
berdiri, duduk dan berbaring. Mulailah berusaha menyisihkan waktu
untuk duduk diam setelah sholat lima waktu atau pada waktu pagi dan
malam hari , berzikir dengan menyebut Asma’ulhusna sebanyak
banyaknya. Insya Allah anda akan merasakan berbagai manfaat
sebagaimana disebutkan diatas, itu adalah janji Allah dalam Al Qur’an
Dia tidak pernah mengingkari janji. Allah maha kuat dan pasti
memenuhi semua janji-Nya. Janji Allah tidak pernah meleset.
205-
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
206-
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah
merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya
kepada-Nya lah mereka bersujud. (Al-A’raaf 205-206)
Adab
dalam berdzikir.
Berdzikir
memiliki adab-adab yang perlu diperhatikan dan diamalkan,
diantaranya:
Ikhlas dalam berdzikir
mengharap ridho Allah.
Berdzikir dengan dzikir dan
wirid yang telah dicontohkan Rasululloh, karena dzikir adalah ibadah.
Telah lalu penjelasan Ibnu Taimiyah tentang hal tersebut.
Memahami makna dan
penunjukkannya dan khusu’ dalam melakukannya. Ibnul Qayim berkata:
‘Dzikir yang paling utama dan manfaat adalah yang sesuai lisan
dengan hati dan merupakan dzikir yang telah dicontohkan Rasululloh
serta orang yang berdzikir memahami makna dan tujuan kandungannya
[Dinukil dari Fiqh Al Ad’iyah wal Azkar hal. 9]
Memperhatikan tujuh adab
yang telah dijelaskan Allah dalam firmanNya:وَاذْكُر
رَّبَّكَ
فِي
نَفْسِكَ
تَضَرُّعًا
وَخِفْيَةً
وَدُونَ
الْجَهْرِمِنَ
الْقَوْلِ
بِالْغُدُوِّ
وَاْلأَصَالِ
وَلاَتَكُن
مِّنَ
الْغَافِلِينَ
Artinya: “Dan sebutlah
(nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Surat Al
A’raf:205)
Ayat yang mulia ini
menunjukkan tujuh adab penting dalam berdzikir, yaitu:
Dzikir dilakukan dalam
hati, karena hal itu lebih dekat kepada ikhlash.
Dilakukan dengan
merendahkan diri agar terwujud sikap penyembahan yang sempurna kepada
Allah.
Dilakukan dengan rasa
takut dari siksaan Allah akibat kelalaian dalam beramal dan tidak
diterimanay dzikir tersebut. Oleh karena itulah Allah mensifati kaum
mukminin dengan firmanNya:وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ
مَآءَاتَوْا
وَقُلُوبُهُمْ
وَجِلَةٌ
أَنَّهُمْ
إِلَى
رَبِّهِمْ
رَاجِعُونَ
Artinya: “Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan
hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan
kembali kepada Rabb mereka.” (Surat Al Mu’minun:60)
Dilakukan tanpa
mengeraskan suara, karena hal itu lebih dekat kepada tafakkur yang
baik.
Dilakukan dengan lisan
dan hati.
Dilakukan diwaktu pagi
dan petang. Memang dua waktu ini memiliki keistimewaan, sehingga
Allah sebut dalam ayat ini, ditambah lagi keistimewaan lainnya yaitu
keistimewaan yang disampaikan rasulullah dalam
sabdanya:يَتَعَاقَبُونَ
فِيكُمْ
مَلَائِكَةٌ
بِاللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةٌ
بِالنَّهَارِ
وَيَجْتَمِعُونَ
فِي
صَلَاةِ
الْفَجْرِ
وَصَلَاةِ
الْعَصْرِ
ثُمَّ
يَعْرُجُ
الَّذِينَ
بَاتُوا
فِيكُمْ
فَيَسْأَلُهُمْ
رَبُّهُمْ
وَهُوَ
أَعْلَمُ
بِهِمْ
كَيْفَ
تَرَكْتُمْ
عِبَادِي
فَيَقُولُونَ
تَرَكْنَاهُمْ
وَهُمْ
يُصَلُّونَ
وَأَتَيْنَاهُمْ
وَهُمْ
يُصَلُّونَ
Artinya: “Bergantian
pada kalian malaikat di malam dan malaikat di waktu siang. Mereka
berjumpa diwaktu sholat fajr dan ashr kemudian naiklah malaikat yang
mendatangi kalian dan Rabb merreka menanyakan mereka dan Allah lebih
tahu dengan mereka: “Bagaimana keadaan hambaKu ketika kamu
tinggalkan?” mereka menjawab: ‘Kami tinggalkan mereka dalam
keadaan sholat dan kami datangi mereka dalam keadaan sholat’“[Hadits
riwayat Al Bukhori dalam shohihnya kitab Mawaaqit Ash Sholat bab Fadl
Sholat AL Ashr no.522 dan Muslim dalam shohihnya kitab Al Masaajid wa
Mawadi’ Al Sholat bab Fadl Sholat Al Fajr wal Ashr wa Muhafadztu
‘Alaihima no. 632]
Larangan lalai dari
dzikrullah.
DZIKIR
Dzikir
dan do’a adalah dua hal yang saling berhubugan. Dzikir sebagai
sebutan dan ingat kepada Allah merupakan pendahuluan do’a. orang
dapat berdo’a bila ia menyebut nama Allah dan ingat kepada-Nya,
yang merupakan tujuan kepada siapa ia memanjatkan do’a. dengan
mulut dan hati yang berdzikir, diharapkan orang yang berdo’a
tergerak melakukan perbuatan yang sesuai dengan kehendak nama yang ia
sebut dalam dzikir.
Dzikir
menempati sentral amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena
dzikir adalah keseluruhan getaran hidup yang digerakkan oleh kalbu
dalam totalitas ilahi. Totalitas inilah yang mempengaruhi aktivitas
hamba, gera-gerik hamba, kediaman hamba, kontemplasi hamba, dan
saat-saat hamba istirab dalam tidurnya.
Dzikir
yang memenuhi ruang-ruang kalbu kita adalah dzikir yang tidak pernah
dibatasi oleh raung dan waktu. Jika waktu muncul akibat
gerakan-gerakan empisi, maka dzikir yang hakiki tidak pernah memiliki
waktu, kecuali waktu ilahi itu sendiri. Waktu yang tidak dibatasi
oleh waktu kemarin, esok maupun hari ini. Yaitu waktu yang menyatu
antara waktuazali dan waktu abadi. Waktu.
Waktu
kini yang disebutkan dalam Al- Qur’an :
“Yaitu
orang-orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah dalam keadaan
berdiri dan ketika duduk, serta ketika tidir “(Q.S Ali ‘imran
191).
DO’A
Kata
doa dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa pengertian. Sedangkan doa
dalam pengertian keagamaan (islam) adalah seruan, permintaan,
permohonan, pertolongan, dan ibadah kepada Allah Swt. supaya
terhindar dari mara bahaya dan mendapatkan manfaat. Doa adalah kontak
bathin dengan Allah sebagai perwujudan pengabdian hamba yang tulus
ikhlas kepada-Nya. Ia menjadi terkabul karena disertai oleh usaha
manusia untuk mencapainya dan tekad untuk mengikuti tuntututan Allah
dalam hidup. Inilah inti dari segala doa. Dan karena itu, tidak
mengherankan bila Rasulullah saw. bersabda bahwa doa adalah senjata
orang beriman.
Doa
sebagai permintaan adalah seperti yang dilakukan oleh Nabi Zakaria,
yang meminta kepada Allah supaya diberi anak cucu yang saleh. Nabi
Ibrahim a.s. memuji Allah atas dua orang putra yang diberikan
kepadanya di usia senja dan ia meminta kepada Allah supaya
permintaannya dikabulkan.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa doa tidak saja dilakukan untuk
meminta sesuatu tetapi juga sebagai pernyataan kehambaan dan sikap
penyerahkan diri kepada Allah. Sebagaimana akidah tauhid dimaksudkan
untuk membentuk kepribadian yang utuh dan integral melalui
pelaksanaan syariat yang akhirnya menciptakan moralitas dan perilaku
yang integral, maka doa pun dimaksudkan untuk menciptakan daya tahan
diri yang lebih tinggi. Semua itu dalam rangka menunaikan tugas suci
yang diberikan Allah kepada manusia, yakni menjadi khalifah-Nya di
muka bumi.
Dalil
berzikir dan berdoa
Allah telah
memerintahkan kita untuk banyak berdzikir dan berdo’a didalam Al
Qur’an dan hadist yang disampaikan Rasulullah. Sholat adalah salah
satu kegiatan Dzikir & Do’a yang diwajibkan bagi umat Islam.
Diluar kegiatan sholat Allah juga memerintahkan agar kita
memperbanyak dzikir dan do’a baik ketika berdiri , duduk dan
berbaring dimanapun kita berada. Dzikir dan do’a dapat membentengi
diri dari jeratan tipu daya syetan dan berbagai kejahatan yang selalu
mengancam dimanapun kita berada. Praktek dzikir dan do’a juga
merupakan investasi berharga bagi kehidupan dunia dan akhirat, ini
merupakan usaha atau jalan untuk mendekatkan diri pada Allah swt.
Beberapa perintah agar kita berdzikir dan berdo’a didalam Qur’an
dan hadist antara lain sebagai berikut dibawah ini :
Kumpulan
ayat Qur’an
Ayat
ke 1 :
al-ahzab-41-42
41-
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42- Dan bertasbihlah kepada-Nya
di waktu pagi dan petang. (Al Ahzab 41-42)
Ayat
ke 2:
al-araaf-205-206
205-
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. 206-
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah
merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya
kepada-Nya lah mereka bersujud. (Al A’raaf 205-206)
Ayat
ke 3:
al-araaf-55-56
55-
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
56- Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al
A’raaf 55-56)
Ayat
ke 4:
al-mukmin-60
60-
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina
dina”. (Al Mukmin 60)
Hadist
Dari
Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda , Allah swt berfirman : “ Aku
tergantung pada persangkaan hambaKu. Dan Aku bersamanya jika ia
mengingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam hatinya, Akupun
mengingatnya dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu majelis,
Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka.
Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Dan
Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika
ia mendekatiKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari
(HR Bukhari, Muslim , Ahmad)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdzikir merupakan
tindakan yang terpuji dimana kita mengingat Allah memalui
pujian-pujian kepada Allah Swt. Berdzikir kepada Allah Swt sangat
dianjurkan karena selain mengingat Allah dan mendapat pahala
keutamaannya sangat banyak bagi orang yang selalu berdzikir kepada
Allah Swt. Dengan berdzikir kita tetap tersambung dengan sang
pencipta dimana kita tidak selalu memikirkan kehidupan dunia.
Berdzikir dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja kecuali
tempat-tempat yang dilarang menyebut nama Allah dan hukumnya sunnah,
lebih-lebih setelah shalat 5 waktu kita sangat dianjurkan untuk
melanjutkan dengan berdzikir untuk kesempurnaan shalat kita.
B.
Saran
Senantiasalah kita
berdzikir kapada Allah Swt sebagai bentuk rasa syukur kita kepada
Allah yang telah memberi nikmat dan kehidupan yang nyaman dunia,
karena Allah akan mengganjar pahala yang berlipat kepada hambanya
yang selalu ingat kepada Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.oocities.org/wiriajaya/tasawuf/dzikir.htm
(29/12/2012, 19.20 WIB)
http://www.energibiosel.org/keutamaan-dzikir-mengingat-allah.html
(29/12/2012, 19.30 WIB)
MAKALAH